Album Bejana Jadi Kanvas Kreasi yang Luas bagi Pringgo sebagai Artis Solo
JAKARTA - September lalu jadi momen penting bagi Pringgo, musisi yang dikenal sebagai personel Twentyfirst Night. Di bulan ke-9, ia merilis album solo yang telah lama ia rancang.
Album bertajuk “Bejana” ini merupakan rekoleksi kisah yang penuh makna dan emosional yang mengeksplorasi nuansa emosi manusia, pertumbuhan, dan transformasi.
“Semua track di album ini adalah cerminan kejadian kehidupanku selama proses pengerjaan album ini sendiri,” ungkap Pringgo dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, 14 November.
“Jadi, album ini terasa personal dan sangat berkesan karena jadi semacam diary kisahku,” lanjutnya.
Lewat album yang memang telah digarap kurang lebih selama 1 tahun ini, Evolusi Pringgo sebagai seorang artis sangat terasa lewat penggabungan pengaruh pop, alternatif, indiepop, britpop, rock, balada, serta inspirasi dari banyak artis legendaris dunia seperti The Beatles, John Mayer, Phoenix, Ben Folds Five, dan lainnya.
Kata Pringgo, “Bejana” mewakili wadah dari emosi dan pengalaman kita yang selalu berubah namun terus menyimpan ruang untuk pertumbuhan dan transformasi. Itulah mengapa lewat album ini, Pringgo berharap bahwa pendengarnya dapat merasa terkoneksi lewat cerita yang dia hadirkan di dalam album ini.
Baca juga:
“Harapannya bagi pendengar tentunya lagu-lagu aku bisa berkenan atau bahkan relate dengan realita para pendengar masing-masing,” kata Pringgo. “Kalau untuk aku sendiri, harapannya dengan dirilis album ini, aku bisa menenangkan hati dan pikiran karena sudah tertuangkan ke dalam “Bejana” ini,” tambahnya.
Sebagai focus track pada album ini, Pringgo mempersembahkan 2 lagu yang merupakan hasil kolaborasinya bersama dengan Dochi Sadega di single ‘Pesan’ dan Pamungkas pada single ‘Bittersweet of Rain’ yang sekaligus menjadi satu dari dua lagu berbahasa Inggris pada album ini.
“Memang keinginanku untuk mengajak mereka berkolaborasi, karena saat proses pembuatan di masing-masing lagu sudah terbayang kalau 2 sosok itu adalah kolaborator yang cocok untuk single tersebut. Ditambah lagi, dengan adanya mereka berdua, aku ingin memberikan vibe spontaneous karena keduanya memang dapat membuat aku seolah-olah keluar dari zona nyamanku sendiri,” kisahnya.
Lepas dirilisnya album “Bejana” ini, Pringgo masih menyimpan mimpi untuk ke depannya dapat berkolaborasi baik dengan musisi lain dalam negeri atau bahkan dapat berkolaborasi dengan musisi-musisi dari luar Indonesia. Karena memang, selain menjadi musisi, Pringgo sendiri sudah berkecimpung sebagai produser musik untuk beberapa musisi Tanah Air, salah satunya adalah Hindia pada single ‘Kita Ke Sana’ di album “Lagipula Hidup Akan Berakhir”.
Simak album solo perdana dari Pringgo bertajuk “Bejana” yang sudah tersedia di seluruh digital streaming platform di Indonesia.