Amnesty Internasional Minta FIFA Hentikan Proses Pemilihan Saudi Arabia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2034 Karena Masalah HAM

JAKARTA – Amnesty International dan Sport & Rights Alliance (SRA) mendesak FIFA untuk menghentikan proses pemilihan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034, kecuali ada reformasi besar terkait hak asasi manusia (HAM) yang diumumkan sebelum pemungutan suara pada bulan depan.

Dalam sebuah laporan baru, kedua organisasi tersebut mengevaluasi strategi hak asasi manusia yang diajukan oleh negara-negara calon tuan rumah dan menyimpulkan bahwa tidak ada yang memadai untuk memenuhi standar HAM yang dipersyaratkan oleh FIFA. Mereka menekankan bahwa risiko pelanggaran HAM di Arab Saudi jauh lebih besar, dengan kemungkinan pelanggaran yang "luas dan berat" jika Piala Dunia 2034 dilaksanakan di negara tersebut.

"Jika FIFA memberikan Piala Dunia 2034 kepada Arab Saudi  tanpa jaminan reformasi yang kredibel, akan ada biaya kemanusiaan yang nyata dan dapat diprediksi. Penggemar akan menghadapi diskriminasi, pekerja migran akan dieksploitasi, dan banyak yang akan kehilangan nyawa," kata Steve Cockburn, Kepala Hak Tenaga Kerja dan Olahraga Amnesty.

FIFA menyatakan bahwa laporan evaluasi untuk Piala Dunia 2030 dan 2034 akan diterbitkan menjelang Kongres FIFA yang luar biasa pada 11 Desember 2024, namun peluang Arab Saudi untuk terpilih sebagai tuan rumah sangat besar, karena tidak ada kandidat lain yang mengajukan tawaran.

Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi diskriminasi terhadap komunitas LGBTQ+, mengingat undang-undang di Arab Saudi  yang menghukum tindakan homoseksual dengan hukuman mati. Meski demikian, pihak Arab Saudi menjamin bahwa mereka akan menciptakan lingkungan yang bebas dari diskriminasi bagi semua penggemar.

Selain itu, Amnesty juga menyoroti masalah pekerja migran, di mana Saudi Arabia berencana untuk membangun lebih dari 15 stadion dan 185.000 kamar hotel baru untuk Piala Dunia, dengan sebagian besar pekerjaan akan dilakukan oleh tenaga kerja migran yang rentan terhadap eksploitasi dan kematian akibat kondisi kerja yang buruk, seperti yang terjadi di Qatar selama Piala Dunia 2022.

Amnesty menegaskan bahwa FIFA harus memastikan bahwa reformasi hak asasi manusia yang signifikan dilakukan sebelum Arab Saudi bisa dipilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034.