Kecam Pernyataan Menteri Israel Soal Tepi Barat Usai Kemenangan Trump, AS: Tidak Kondusif untuk Perdamian

JAKARTA - Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Vedant Patel mengecam janji Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich untuk mencaplok sebagian besar wilayah Tepi Barat, menyusul kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum pekan lalu.

"Komentar yang dibuat oleh menteri ini tentu saja tidak kondusif untuk membangun perdamaian abadi, dan sangat tidak konsisten dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan Menteri (Luar Negeri Antony) Blinken di Tokyo," kata Patel dalam jumpa pers, merujuk pada upaya Pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memajukan solusi dua negara berdasarkan garis sebelum tahun 1967 menyusul perang di Gaza, melansir The Times of Israel 13 November.

"Presiden Biden dan Menteri Blinken telah menegaskan kembali secara konsisten posisi jelas Amerika Serikat dalam mendukung solusi dua negara sebagai bagian dari proses negosiasi yang pada akhirnya akan memberikan negara Palestina yang merdeka, dengan jaminan keamanan yang sesuai untuk Israel," tambah Patel.

Diberitakan sebelumnya, Smotrich mengatakan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat ke-47 memberi Israel "kesempatan penting" untuk "menerapkan kedaulatan Israel atas permukiman di Yudea dan Samaria (Tepi Barat).

Berpidato di hadapan pers menjelang pertemuan fraksi mingguan partai Zionisme Religius di Knesset, Smotrich menyambut kemenangan Trump atas petahana Joe Biden, yang pemerintahannya menurutnya "sayangnya memilih untuk campur tangan dalam demokrasi Israel dan secara pribadi tidak bekerja sama dengan saya."

Masa jabatan pertama politisi Republik tersebut pada tahun 2017-2021 berdampak positif bagi Israel, kata Smotrich, dengan mengutip pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, pengakuan Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel dan keputusan Gedung Putih Trump untuk menyatakan permukiman Israel di Tepi Barat sesuai dengan hukum internasional.

"Kita tinggal selangkah lagi dari penerapan kedaulatan atas permukiman di Yudea dan Samaria, dan sekaranglah saatnya untuk melakukannya," kata Smotrich, seraya menambahkan "Tahun 2025, dengan pertolongan Tuhan, akan menjadi tahun kedaulatan di Yudea dan Samaria."

"Satu-satunya cara untuk menyingkirkan bahaya negara teroris Palestina dari agenda adalah dengan menerapkan kedaulatan Israel atas permukiman Yahudi di seluruh Yudea dan Samaria," lanjutnya, menyebut tindakan seperti itu sebagai respons yang tepat terhadap Hamas, Hizbullah dan poros teroris lain yang didukung Iran.