Presiden Erdogan Ingin Israel Diisolasi dari Dunia Internasional hingga Akhiri Agresi
JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Hari Senin menyerukan negara-negara Muslim harus menjadi pelopor langkah untuk menghentikan Israel, menilai pentingnya isolasi terhadap Israel hingga mengakhiri agresinya, saat menghadiri KTT Luar Biasa OKI dan Liga Arab di Riyadh, Arab Saudi.
Presiden Erdogan memperingatkan, Israel berencana menghancurkan keberadaan Palestina dan akhirnya mencaplok seluruh wilayah Palestina dengan serangan brutal.
"Serangan gencar Israel di Jalur Gaza dan meningkatnya tindakan keras terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki adalah bukti situasi ini sedang mengarah ke sana," kata Presiden Erdogan, dikutip dari Daily Sabah 12 November.
Lebih lanjut Presiden Erdogan mengatakan, parlemen Israel yang melarang badan bantuan PBB untuk Palestina, UNRWA, dimaksudkan untuk "menghilangkan solusi dua negara dan mencegah kembalinya pengungsi Palestina ke tanah air mereka."
"Kami melihat kesia-siaan solusi dua negara dengan meminta persetujuan Pemerintah Israel," katanya.
Presiden Turki juga mengecam "segelintir negara Barat yang memasok Israel dengan segala bentuk dukungan, politik hingga militer, sementara kegagalan negara-negara Muslim untuk menanggapi secara memadai telah memungkinkan situasi mencapai titik ini."
"Kita harus mempertahankan upaya terkoordinasi kita untuk menekan tindakan terhadap mereka yang melakukan genosida di Palestina," serunya, menekankan perbedaan pendapat antara negara-negara Muslim "tidak boleh menjadi hambatan."
"Negara-negara Muslim harus mempelopori langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghentikan Israel," serunya, mengulangi seruan untuk embargo senjata dan penghentian perdagangan terhadap Israel.
"Sangat penting bagi Israel untuk diisolasi di arena internasional hingga agresinya berakhir," tegas Presiden Erdogan.
Ia juga mendesak negara-negara Muslim lainnya untuk mengikutinya dan mengatakan Turki "siap untuk melaksanakan semua tindakan nyata yang akan menunjukkan harga yang harus dibayar oleh Pemerintahan PM Benjamin Netanyahu atas pendudukan yang terus berlanjut di wilayah Palestina."
Baca juga:
- Borrell Optimis Uni Eropa Capai Target Pasokan Satu Juta Amunisi ke Ukraina Akhir Tahun ini
- OKI dan Liga Arab Tegaskan Dukungan Terhadap Palestina, Al-Quds Al-Sharif Garis Merah
- Presiden Korsel Yoon Suk-yeol Latihan Golf untuk Kemungkinan Bertanding dengan Donald Trump
- Tidak Pusingkan Hasil Pilpres, Iran Berharap AS Hindari Sikap Agresif dan Hentikan Genosida Israel
Presiden Erdogan meminta lebih banyak negara untuk mengakui Negara Palestina, berharap "melihat Palestina sebagai anggota Dewan Keamanan PBB suatu hari nanti."
Terpisah, sumber medis di Gaza mengatakan kepada Al Jazeera, jumlah korban tewas Palestina di wilayah kantong Palestina itu sejak konflik terbaru pecah pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 43.603 jiwa, sementara korban luka-lula mencapai 102.929 orang.