Yandex dari Rusia Rencanakan Investasi di Ekosistem AI Indonesia

JAKARTA– Raksasa internet Rusia, Yandex, berencana untuk berinvestasi dalam pengembangan ekosistem kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Hal ini  disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia, Meutya Hafid. Dalam pertemuan yang diadakan pada 8 November  bersama Alexander Popovskiy, kepala divisi pencarian internasional Yandex. Meutya Hafid menyebut bahwa Yandex berkomitmen untuk memperluas platform mesin pencari di Indonesia.

"Kami berdiskusi dengan Yandex, yang mengungkapkan rencana mereka untuk berinvestasi di ekosistem kecerdasan buatan Indonesia dan memperluas platform pencarian mereka," ujar Meutya Hafid dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Jumat lalu. Namun, hingga saat ini, rincian lebih lanjut terkait besaran investasi atau jenis kolaborasi yang akan dijalankan belum diungkapkan oleh kedua pihak.

Yandex, yang kerap disebut sebagai "Google dari Rusia," merupakan salah satu perusahaan teknologi terkemuka di Rusia dan dikenal memiliki pengembangan model bahasa besar serta teknologi AI mutakhir. Meski demikian, perkembangan teknologi Yandex di Rusia terkendala oleh pembatasan yang diberlakukan negara-negara Barat terkait teknologi yang bisa membantu Rusia memperkuat kapabilitas militernya. Produsen chip global utama juga menghentikan ekspor ke Rusia, menambah tantangan bagi Yandex dalam mengembangkan inovasi teknologi di dalam negeri.

Di Indonesia, AI menjadi sektor yang semakin menarik minat investor asing, terutama mengingat populasi muda Indonesia yang sangat melek teknologi dan antusias terhadap perkembangan teknologi baru. Beberapa perusahaan teknologi besar telah menunjukkan minatnya untuk memperkuat kehadiran mereka di negara ini.

Nvidia, pemimpin global dalam teknologi chip AI, berkolaborasi dengan perusahaan telekomunikasi Indonesia, PT Indosat Ooredoo Hutchison, untuk membangun pusat kecerdasan buatan di Jawa Tengah dengan nilai investasi mencapai  200 juta dolar (Rp3,1 triliun). Proyek ini diumumkan pada April lalu oleh menteri komunikasi sebelumnya. Selain itu, Microsoft juga menyatakan komitmennya untuk menanamkan investasi senilai  1,7 miliar dolar AS (Rp26,6 triliun) selama empat tahun ke depan guna memperluas layanan cloud dan AI di Indonesia, yang mencakup pembangunan pusat data.

Indonesia telah menjadi daya tarik bagi perusahaan teknologi global karena dianggap memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan AI di Asia Tenggara. Kementerian Komunikasi dan Digital juga berencana untuk terus mendorong kemitraan dengan berbagai perusahaan teknologi, baik lokal maupun internasional, guna mempercepat pengembangan teknologi digital di Indonesia dan mempersiapkan tenaga kerja lokal untuk menghadapi perubahan ekonomi digital.

Langkah yang diambil oleh Yandex untuk berinvestasi di Indonesia diharapkan dapat mempercepat transformasi digital dan memberikan manfaat bagi pengembangan teknologi AI di dalam negeri.