Trump Menang, PM Italia Minta Uni Eropa Fokus Menata Negaranya Sendiri

JAKARTA - Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menekankan Uni Eropa harus fokus untuk menata negaranya sendiri. Meloni menyebut tarif, daya saing, dan pertahanan sebagai masalah paling mendesak yang dihadapi UE saat mencapai kesepakatan dengan Donald Trump yang memenangi Pilpres AS.

Kembalinya Trump ke tampuk kekuasaan menimbulkan tantangan besar bagi Uni Eropa ketika para pemimpinnya bertemu di Budapest di tengah ketidakpastian di benua yang sedang berjuang untuk mencapai persatuan, dengan dua kekuatan terbesarnya, Jerman dan Perancis, yang secara politik melemah.

Meloni dipandang sebagai mitra yang berpotensi kuat bagi Trump mengingat kredibilitasnya yang konservatif dan stabilitas keseluruhan koalisi sayap kanan yang dipimpinnya di Italia sejak tahun 2022.

“Jangan tanya apa yang AS bisa lakukan untuk Anda, tanyakan apa yang harus dilakukan Eropa untuk dirinya sendiri,” katanya kepada wartawan menjelang pertemuan para pemimpin Uni Eropa di ibu kota Hongaria dilansir Reuters, Jumat, 8 November.

“Eropa harus menemukan keseimbangan. Saya sedang memikirkan masalah daya saing, tarif,” tambahnya.

Meloni juga mengatakan dirinya menganggap CEO Tesla dan pendukung Trump, Elon Musk, sebagai orang yang memiliki “nilai tambah” dan teman bicara yang baik.

Dia melakukan percakapan telepon dengan Musk setelah kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS pada Selasa.

KTT UE akan mencakup perdebatan mengenai daya saing, yang menurut Meloni "sangat penting", dan presentasi mengenai masalah ini oleh mantan kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi.

“Kami tahu apa yang harus kami lakukan, pertanyaan besar yang harus kami jawab sekarang adalah apakah kami benar-benar ingin memberikan alat kepada negara-negara anggota untuk mencapai tujuan mereka,” katanya.

 

Pada Kamis, para menteri Italia meminta UE untuk mendukung anggotanya dalam upaya mereka memenuhi target pengeluaran NATO sebesar 2% dari produk domestik bruto (PDB) di bidang pertahanan.

Pada masa jabatan pertamanya, Trump bersikeras anggota NATO harus mencapai tujuan tersebut, namun Roma masih belum mencapai tujuan tersebut, karena negara ini sedang bergulat dengan utang publik yang tinggi yang sangat membatasi pilihan belanja negara tersebut.