e-Conomy SEA 2024: Pemasaran, Gaming, dan Pendidikan Jadi Sektor yang Paling Terpengaruh AI

JAKARTA - Google baru saja meluncurkan laporan e-Conomy SEA 2024, yang menunjukkan sejumlah insight tentang lanskap digital Indonesia yang terus berkembang, termasuk juga Artificial Intelligence (AI). 

Bekerja sama dengan TAMSEK  dan BAIN & COMPANY, laporan ini memperlihatkan bagaimana AI mulai menjadi unsur utama dalam transformasi digital Indonesia, mendorong kemajuan di berbagai industri seperti e-commerce, keuangan, dan pendidikan. 

Laporan tahun 2024 ini menunjukkan bahwa pemasaran, permainan dan edukasi adalah industri teratas yang berpotensi mengalami transformasi dengan pemanfaatan AI. 

Menurut laporan tersebut, teknologi AI banyak digunakan di bidang pemasaran untuk menargetkan iklan, sedangkan di bidang gim untuk meningkatkan pengalaman interaksi, dan di bidang pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran adaptif.

Selain itu, laporan ini juga mengungkapkan bahwa aplikasi seluler berteknologi AI sekarang mulai banyak digunakan di Indonesia, khususnya dalam pembuatan konten (9%), efek foto (9%), dan pengeditan video (7%). 

“Hal ini mencerminkan tingginya permintaan pengguna akan alat kreatif dan interaktif digital, membuat AI berperan semakin penting dalam industri berbasis konten dan engagement konsumen di negara ini,” tulis Google dalam laporannya. 

Lonjakan minat terhadap AI juga terlihat di seluruh Indonesia, tetapi Kalimantan Timur, Jakarta, dan Kepulauan Riau, mencatatkan tingkat penelusuran dan permintaan AI tertinggi secara nasional.

Kenaikan permintaan AI juga meningkatkan kebutuhan akan infrastruktur yang siap mendukung teknologi tersebut. Menurut Google, Indonesia telah mengambil langkah besar dengan menambah kapasitas pusat datanya, yang saat ini sebesar 202 MW. 

“Dalam beberapa tahun mendatang, diperkirakan akan ada penambahan kapasitas lagi sebesar 268%. Ekspansi ini mirip dengan tren yang lebih umum di kawasan Asia Tenggara, yang kapasitas pusat datanya diperkirakan akan tumbuh 1,5x lipat hingga tahun 2030, dengan fokus utama pada fasilitas yang siap mendukung AI,” tutupnya.