Selama Masa Pandemi, Indonesia Rajai Sektor Ekonomi Internet di Asia Tenggara
Ilustrasi (Image Credit: Oleg Magni / Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi corona menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis dan industri yang terjadi di sepanjang tahun 2020. Meski begitu, sektor ekonomi internet atau digital economy Indonesia, justru mampu bertahan dan mencatatkan pertumbuhan positif di beberapa sektor.

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company di sepanjang tahun 2020. Menunjukkan bahwa Indonesia tetap menjadi pasar ekonomi internet terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai mencapai 124 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.762 triliun pada 2025.

"Di Asia Tenggara, Indonesia tetap negara digital economy paling besar dan growth rate masih 11 persen double digit, walaupun sedang masa pandemi, di angka 44 miliar dolar AS," ungkap Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf dalam temu awak media secara virtual, Selasa 24 November.

Dijelaskannya, selama masa pandemi yang membuat banyak orang memilih berdiam diri di rumah dan menghindari kerumunan, justru berdampak dengan naiknya ekonomi internet di Indonesia. Di mana terjadi akselerasi digital dari pengguna baru internet yang terus memakai layanan digital selama pandemi.

Salah satu sektor ekonomi internet yang tumbuh pesat di masa pandemi adalah e-commerce naik 54 persen ke angka 32 miliar dolar AS, dari sebelumnya hanya 21 miliar AS pada 2019. Pertumbuhan e-commerce di Indonesia ini disebabkan oleh masyarakat yang mencoba berjualan online karena pandemi.

"Pertumbuhan ekonomi internet yang mantap seperti ini juga terjadi di Asia Tenggara. Ditemukan, ekonomi digital di kawasan ini bertumbuh kian cepat akibat pandemi, mencapai 100 miliar dolar AS tahun ini dan akan melampaui 300 miliar dolar AS pada 2025," papar Randy.

Randy juga menuturkan, lebih dari sepertiga konsumen layanan digital di Asia Tenggara mulai menggunakan layanan online karena COVID-19. Dengan waktu online rata-rata per hari selama pandemi tercatat meningkat, dari 3,6 jam menjadi 4,7 jam selama masa karantina mandiri atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

ilustrasi Google (pixabay)

Sementara sektor online media lainnya yang ikut mencatatkan pertumbuhan positif adalah layanan gaming dan streaming. Tercatat kedua layanan tersebut naik sebanyak 24 persen dibanding tahun sebelumnya, sehingga ikut menyumbang pertumbuhan ke ekonomi internet Indonesia.

"Indonesia tetaplah pasar ekonomi internet terbesar di Asia Tenggara dan menjadi medan persaingan utama bagi platform-platform teknologi. Oleh sebab itu, mereka sangat siap untuk menjadi pendorong utama inovasi digital di kawasan ini," jelasnya.

Tak hanya sektor e-commerce dan online media yang diperkirakan terus tumbuh. Sektor ekonomi digital lainnya yang tercatat tumbuh positif, seperti transportasi online, layanan kesehatan dan pendidikan.

"COVID-19 telah mengubah cara hidup banyak orang di Asia Tenggara, dan perkembangan sektor layanan keuangan digital, HealthTech, dan EdTech diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di tengah masyarakat,” ujar Partner and Leader dari Southeast Asia Private Equity Practice di Bain & Company, Alessandro Cannarsi.

Kendati masih terlalu dini untuk mengklaim hasil laporan tersebut, Alessandro memperkirakan jika pertumbuhan dan percepatan ekonomi internet masih akan terus berlanjut di sektor ini dalam beberapa tahun ke depan.