Eksklusif Putri Marino Terus Berkembang Lewat Akting Lintas Genre

JAKARTA - Putri Marino beradu akting dengan Happy Salma untuk bermain dalam sebuah film genre misteri horor pertamanya berjudul Tebusan Dosa. Dalam film ini, Putri Marino akan memerankan karakter seorang podcaster bernama Tirta.

Saat wawancara eksklusif dengan VOI, Putri mencoba menjelaskan lebih dalam terkait karakter Tirta yang memiliki ambisi.

“Jadi aku disini berperan sebagai Tirta. Tirta ini adalah seorang podcaster yang mungkin bisa dibilang Tirta ini punya ambisi. Punya ambisi untuk mengviralkan semua hal yang ada di sekitarnya dia. Dan dia melihat, oh sepertinya cerita yang dialami Mbak Wening ini bisa menjadi, bisa dibuat viral oleh Tirta,” ujar Putri Marino di kantor VOI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, 27 September lalu.

Pertama kali bermain dalam film genre horor misteri, Putri Marino mengaku sempat ragu dengan dirinya sendiri. Namun akhirnya dengan kepercayaan atas skenario yang diberikan dan penyutradaraan dari Anggi Noen, Putri Marino mencoba berserah.

Putri Marino (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

"Kalau kesulitan sih, pasti ada. Karena yang pertama ini film misteri horor pertama aku. Belum pernah aku main genre ini. Jadi awal nya lumayan, aduh bisa nggak ya, bisa nggak ya. Tapi aku percaya karena skripnya emang udah sangat detail. Sutradaranya juga Mas Anggi Noen yang aku tahu sekali selama reading dia sangat detail dengan segala hal karakter, dialog, pembentukan karakter setiap aktornya dia sangat detail," cerita Putri Marino.

Selain itu, Putri Marino juga menyampaikan kalau pertama kali syuting horor sempat membuatnya takut dalam beradaptasi dengan proses syuting yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

"Awalnya aku takut. Awalnya lumayan kayak aduh bisa gak ya menyesuaikan dengan semua hal-hal yang belum pernah aku alami sebelumnya karena kalau di film drama akan seperti ini tapi kalau di film misteri horor akan seperti ini gitu," beber Putri Marino.

Putri Marino (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

"Tapi aku sangat bersyukur semua cast dan crew bekerja sama dengan sangat baik gitu, jadi culture shocknya gak ada yang bikin sampai trauma atau bikin sampai kayak geleng-geleng kepala sampai kayak aku nggak mau lagi main film kayak begini, nggak ada gitu," jelasnya.

Tak bisa dipungkiri oleh Putri Marino kalau bermain sebagai Tirta di dalam film bergenre misteri horor pertamanya ini menjadi pengalamannya untuk keluar dari zona nyaman.

Pasalnya ia harus berhadapan dengan adegan-adegan yang menjadi salah satu adegan menantang untuk dirinya sendiri di film ini.

"Mungkin banyak sih sebenernya. Karena genre misteri horor ini baru pertama kali aku lakuin. Jadi mungkin hampir 50% keluar dari zona nyaman," sambungnya.

"Di trailernya ada adegan Tirta yang memang dia melihat darah turun dari langit-langit kamar. Itu mungkin salah satu adegan ter challenging buat aku. Karena kita ngelakuinnya hampir satu harian buat ngelakuin satu adegan scene itu di rumah," tandasnya.

Berkarya dengan Hati dan Ikhlas

Putri Marino (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Putri Marino mengakui bahwa ia menjadi salah satu aktor yang sudah hampir mencoba berbagai genre film di Indonesia. Bagi Putri hal ini menantang dirinya untuk keluar dari zona nyaman.

"Kalau menurut aku mungkin setiap genre itu punya kesulitannya masing-masing ya gitu dan kenapa akhirnya aku memutuskan untuk mengambil genre mystery horror ini yang belum pernah mungkin di bayangan aku kayaknya entaran deh kalau mau ngambil genre ini gitu," kata Putri Marino.

"Aku pengen keluar dari zona nyaman aku sih gitu. Aku pengen mencoba kembali rasanya kayak dulu waktu syuting Posesif rasanya oh ternyata syuting film tuh seperti ini aku pengen merasakan kembali rasanya oh ternyata tuh kayak gini gitu dan itu yang aku rasakan saat syuting Tebusan Dosa," ujarnya.

Meski begitu, ibu dari satu orang anak ini mengaku tidak memiliki cara khusus untuk bisa beradaptasi ketika dipercaya berakting di berbagai genre yang ditawarkan.

Putri Marino (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Putri lebih memilih percaya dengan kekuatan skenario dan sutradara yang akan memandunya dalam memainkan karakter di dalam tersebut.

"Kalau adaptasi sih nggak ada yang signifikan karena aku percaya sekali dengan kekuatan script dan kekuatan sutradara yang akan bisa membantu aku untuk menyesuaikan diri aku dengan genre tertentu jadi emang kalau persiapan khusus nggak ada," beber Putri Marino.

Uniknya, Putri memiliki cara tersendiri untuk bisa masuk ke dalam genre yang akan ia mainkan salah satunya adalah dengan menyiapkan playlist sebelum syuting.

"Tapi mungkin kalau persiapan masing-masing film itu aku hanya menyiapkan playlist aja kalau buat aku sendiri jadi setiap film aku siapkan playlistnya sendiri-sendiri. Udah sih sisanya aku serahkan semuanya kepada proses dan ya proses reading, proses pengenalan diri terhadap karakter dan sama sutradara juga," sambungnya.

Bukan hanya sekedar akting, istri dari Chicco Jerikho ini merasa kalau bisa bermain di lintas genre menjadi momentum baginya untuk mengasah kemampuan aktingnya hingga kini.

Putri Marino (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Lewat lintas genre, ia merasa memiliki kesempatan untuk bertemu dengan sutradara hingga pemain hebat yang menambah level aktingnya.

"Mungkin kalau buat aku sebagai seorang aktor keahlian aku untuk terus belajar mengasah kemampuan berakting aku semakin terasah karena menurut aku semakin banyak genre yang aku harus pelajari, semakin banyak script yang harus aku baca semakin banyak aku bertemu dengan sutradara-sutradara hebat, pemain-pemain hebat, berkolaborasi dengan mereka kekuatan aku sebagai seorang aktor setiap project bisa bertambah satu bar," imbuh Putri Marino.

"Jadi aku sih melihatnya setiap project apapun genre-nya itu sebagai wadah buat aku untuk semakin berkembang," bebernya.

Oleh karena itu, Putri Marino memegang prinsip untuk selalu memainkan karakternya dengan hati dan ikhlas yang baginya menjadi pengantar karirnya hingga di titik ini.

"Mungkin simple aja ya selalu bermain dengan hati, selalu bermain dengan ikhlas, selalu bisa mendengarkan sutradara, mendengarkan partner bermain, mendengarkan diri sendiri," tutup Putri Marino.