Menlu Lavrov Sebut Rusia Siap Dialog dengan AS Jika Washington Mengambil Inisiatif
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan, Rusia siap untuk berdialog terbuka dengan Amerika Serikat, jika inisiatif semacam itu datang dari Washington setelah terpilihnya kembali Donald Trump.
Trump yang berpasangan dengan JD Vance dan diusung Partai Republik, berhasil memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat 2024 setelah meraup lebih dari 270 suara elektoral, ambang batas minimal untuk memenangi kontestasi dari 538 suara elektoral yang diperebutkan di 50 negara bagian dan Distrik Columbia, atas pesaingnya dari Partai Demokrat, petahana Wakil Presiden Kamala Harris dan Tim Walz.
"Kami tidak pernah menolak kontak dengan siapa pun. Presiden (Rusia Vladimir) Putin menekankan posisi kami setiap kali topik ini diangkat. Berbicara selalu lebih baik daripada mengisolasi diri," kata diplomat tertinggi Rusia, ketika ditanya apakah ada rencana untuk mempertahankan komunikasi dengan Pemerintahan AS yang baru, dilansir dari TASS 8 November.
"Kita akan lihat apakah ada usulan, dan saya tegaskan bahwa bukan kami yang memutuskan hubungan dan bukan tugas kami untuk menyarankan agar hubungan itu dihidupkan kembali. Jika ada inisiatif untuk duduk dan berdiskusi secara terbuka tentang posisi kami dan bagaimana kami harus melangkah maju, tanpa tuntutan sepihak, kami akan siap (untuk itu)," tambahnya.
Menlu Lavrov menggambarkan masalah yang dihadapi hubungan Rusia-AS sebagai "sangat dalam," yang berasal dari persepsi elite Negeri Paman Sam, bahwa setiap pesaing di arena internasional harus ditekan kecuali seseorang mempertanyakan dominasi global AS.
Baca juga:
- Trump Menangi Pilpres, Teheran: Kami Memiliki Pengalaman Pahit dengan Pemerintahan AS di Masa Lalu
- Australia Rancang UU Larangan Anak di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, PM Albanese: Membahayakan
- PBB Sebut Mencari Pengganti Badan Bantuan Kemanusiaan PBB UNRWA Jadi Tanggung Jawab Israel
- Trump Menangi Pilpres, Presiden Xi Harapkan China-AS Hidup Berdampingan Secara Damai
"Tentu saja, posisi ini menjadi semakin tidak relevan, mengingat bagaimana keadaan telah berkembang secara global. Namun, orang Amerika terus menganut ideologi ini," pungkasnya.