Staf Perdana Menteri Israel Jadi Tersangka Dugaan Kebocoran Dokumen Rahasia
JAKARTA - Pengadilan Magistrat Rishon Letzion mencabut perintah penyekapan untuk menyebutkan nama tersangka utama dalam kasus dugaan kebocoran dokumen rahasia dari dalam Kantor Perdana Menteri.
Tersangka bernama Eli Feldstein, yang bekerja di Kantor Perdana Menteri. Sebelumnya, ia adalah juru bicara kantor Pemimpin Otzma Yehudit Itamar Ben Gvir, melansir The Times of Israel 4 November.
"Informasi intelijen yang dirahasiakan dan sensitif diambil dari sistem IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan dibawa keluar secara ilegal," kata putusan Pengadilan Magistrat Rishon Le-Zion pada Hari Minggu, yang mungkin telah menyebabkan "kerusakan serius pada keamanan negara dan menimbulkan risiko bagi sumber informasi", seperti dikutip dari Reuters.
Dalam hal itu, pengadilan mengatakan, kebocoran tersebut dapat merusak upaya untuk membebaskan para sandera.
PM Netanyahu telah membantah adanya kesalahan yang dilakukan oleh staf kantornya dan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Hari Sabtu, ia baru mengetahui dokumen yang bocor tersebut dari media.
Feldstein, yang ditahan oleh pengadilan selama dua hari, diduga secara ilegal memperoleh akses ke materi rahasia IDF, yang kemudian membocorkannya ke media asing.
Dokumen yang bocor tersebut dikatakan telah menjadi dasar dari sebuah artikel yang didiskreditkan secara luas di Jewish Chronicle yang berbasis di London — yang kemudian ditarik — yang menyatakan pemimpin Hamas Yahya Sinwar berencana untuk membawa sandera keluar dari Gaza melalui Mesir, dan sebuah artikel di surat kabar Bild Jerman yang mengatakan Hamas sedang mengulur-ulur pembicaraan gencatan senjata sebagai bentuk perang psikologis terhadap Israel.
Media Israel dan pengamat lain menyatakan skeptis tentang artikel tersebut — yang tampaknya mendukung tuntutan Netanyahu dalam perundingan dan membebaskannya dari kesalahan atas kegagalannya — ketika artikel tersebut muncul pada awal September.
Baca juga:
- Korut Luncurkan ICBM Baru, Korsel-AS Gelar Latihan Gabungan Serangan Drone untuk Pertama Kalinya
- Menlu Choe Pastikan Korea Utara Tetap di Samping Rusia hingga Kemenangan di Ukraina
- Rusia Luncurkan Lebih dari 2.000 Drone untuk Menyerang Ukraina Sepanjang Bulan Oktober
- Kritik UU Baru Israel, Diplomat Uni Eropa: Konsekuensi Luas, Hentikan Operasi UNRWA di Gaza dan Tepi Barat
Feldstein dilaporkan mulai bekerja di Kantor Perdana Menteri pada Oktober 2023, segera setelah serangan Hamas ke Israel selatan.
Secara total, pengadilan mengatakan empat tersangka sedang diselidiki dalam kasus tersebut, yang dimulai di tengah kekhawatiran lembaga keamanan bahwa informasi sensitif yang bocor akan membahayakan keamanan negara dan sumber informasinya.
Pengadilan mengatakan, ada kekhawatiran penyelidikan dapat terganggu jika perintah pembungkaman dicabut sepenuhnya saat ini.