Shin Bet Bongkar Jaringan Mata-mata Iran yang Beroperasi di Israel
JAKARTA - Pasukan keamanan Israel berhasil membongkar jaringan mata-mata yang diduga ada di dalam Israel yang bekerja atas nama intelijen Iran, kelompok mata-mata terbaru dalam beberapa minggu yang akan diumumkan, kata Shin Bet dan polisi Israel pada Hari Kamis.
Sepasang suami istri Israel dari Kota Lod dekat Tel Aviv ditangkap karena mengumpulkan informasi intelijen tentang infrastruktur nasional dan lokasi keamanan, termasuk markas besar badan mata-mata Mossad, serta pengawasan terhadap seorang akademisi perempuan, kata badan keamanan Shin Bet dan polisi.
Jaringan tersebut merupakan bagian dari upaya Iran untuk merekrut orang-orang yang berasal dari wilayah Kaukasus, kata mereka.
"Insiden-insiden ini bergabung dengan serangkaian upaya yang digagalkan, yang telah terungkap dalam beberapa minggu terakhir, di mana warga negara Israel ditangkap karena bekerja atas nama agen intelijen Iran dan melakukan misi khusus atas nama mereka," kata seorang sumber Shin Bet, dilansir dari Reuters 1 November.
Penyelidikan menunjukkan pasangan tersebut ditugaskan untuk melacak target akademis di lembaga pemikir Institut Studi Keamanan Nasional (INSS) Israel, yang ingin dilukai secara fisik oleh Iran, pernyataan bersama oleh polisi dan Shin Bet menambahkan.
Tersangka secara terpisah diminta oleh Iran untuk mencari pembunuh untuk misi terpisah. Orang lain, yang berasal dari Azerbaijan, juga direkrut oleh salah satu pasangan tersebut untuk tugas-tugas tertentu, kata pernyataan itu.
INSS mengatakan mereka bersyukur dinas keamanan telah mencegah serangan yang direncanakan terhadap salah satu karyawannya.
"Meskipun INSS adalah lembaga penelitian independen, bukan bagian dari lembaga pertahanan Israel, lembaga ini adalah lembaga penelitian keamanan terkemuka di negara itu, dan karena itu, Iran berusaha untuk melukai rakyatnya," ujar Direktur INSS Tamir Hayman.
Kantor kejaksaan distrik pusat Israel akan mengajukan dakwaan berat terhadap para tersangka pada Hari Kamis, kata pernyataan itu.
Baca juga:
- Menlu Jepang Sebut Pengiriman Pasukan Korea Utara Memperburuk Situasi di Ukraina
- Presiden Zelensky Minta Rudal Tomahawk ke AS, Kremlin: Kyiv Gelisah dengan Kemajuan Rusia di Garis Depan
- Semprotkan Merica ke Pengemudi Uber Muslim, Wanita New York Didakwa dengan Kejahatan Rasial
- Joe Biden Dipastikan Hadiri Pelantikan Presiden AS, Gedung Putih: Ini Tentang Rakyat Amerika
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran tidak segera tersedia untuk dimintai komentar.
Sebelumnya, pasukan keamanan Israel mengatakan awal bulan ini, mereka telah membongkar dua jaringan mata-mata terpisah atas nama Iran di Yerusalem dan Israel utara.
Israel sendiri diketahui memiliki sejarah operasi intelijen di Iran, yang diduga termasuk pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik kelompok Palestina Hamas di wisma tamu negara Teheran pada Bulan Juli. Israel tidak mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan itu.