Saudara Yahya Sinwar Diyakini Jadi Penentu Keputusan Hamas soal Gencatan Senjata Gaza

JAKARTA - Mereka yang terlibat dalam perundingan untuk gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan di Gaza percaya pengambil keputusan utama Hamas saat ini adalah Mohammed Sinwar, saudara laki-laki Yahya Sinwar yang dibunuh militer Israel.

Mohammed Sinwar dipandang sebagai militan garis keras yang sama seperti saudaranya, menurut sumber tersebut. Hamas belum membuat pengumuman resmi mengenai kepemimpinan Mohammed Sinwar.

Dua sumber mengatakan negosiasi tidak langsung sekali lagi sedang dilakukan mengenai kesepakatan yang akan menghasilkan gencatan senjata sementara dengan imbalan pembebasan sandera secara terbatas.

Proposal utama yang dibahas oleh Amerika Serikat dan Israel dalam beberapa hari terakhir adalah gencatan senjata selama sebulan dengan imbalan pembebasan beberapa sandera.

Jumlah sandera yang akan dibebaskan berdasarkan proposal tersebut masih belum pasti, kata sumber tersebut.

Gencatan senjata ini akan lebih singkat dibandingkan fase pertama yang berlangsung selama enam minggu, yang sebelumnya dibahas sebelum perundingan terakhir gagal.

Para perunding Qatar, yang bersama Mesir merupakan lawan bicara utama Hamas, saat ini sedang mengajukan proposal terbatas kepada Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus menolak memberikan jaminan konkret mengenai jalan menuju kesepakatan yang lebih besar untuk mengakhiri perang, tambah mereka.

Seorang diplomat yang terlibat dalam pembicaraan tersebut mengatakan bahwa Hamas menginginkan konfirmasi persetujuan Israel terhadap setiap rencana yang diajukan kepada mereka.

Pada Minggu, Direktur CIA Bill Burns berada di Doha, Qatar untuk bertemu dengan Direktur Mossad Israel David Barnea dan Perdana Menteri Qatar Mohammad bin Abdulrahman al Thani dalam upaya untuk memulai kembali diskusi gencatan senjata setelah kematian Yahya Sinwar.