Harap-harap Cemas NATO-Ukraina-Korsel Jika Korut Gabung Rusia Berperang
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Utara (Korut) Choe Son Hui melakukan kunjungan ke Rusia. Kunjungan ini sebagai antisipasi akan meningkatnya eskalasi perang Rusia-Ukraina.
Mengutip Reuters, kedatangan Choe ini setelah NATO dan Korea Selatan (Korsel) menyatakan khawatir ribuan tentara Korut ada di Rusia bergerak menuju garis depan konflik Rusia dan Ukraina di Kursk.
Ukraina juga cemas berbagai sanksi dari badan internasional dan negara-negara yang dijatuhkan kepada Korut tidak mampu menahan interaksi antara Rusia dan Korut di bidang militer.
Choe tiba di timur jauh Rusia pada Selasa 29 Oktober waktu setempat, kemudian melanjutkan perjalanannya ke Moskow.
Kantor berita pemerintah Rusia melaporkan, masih belum diketahui siapa yang akan ditemui Choe dalam kunjungan keduanya dalam enam minggu terakhir ke Moskow.
Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin hingga saat ini tidak memiliki jadwal menemui Choe.
Di satu sisi, saat Choe tiba di Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy melakukan pembicaraan dengan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol.
Zelenskiy bilang, tindakan Korut bisa membawa perang ke fase yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Kesimpulannya jelas - perang ini menjadi perang internasional, meluas melampaui dua negara," kata Zelenskiy di akun media sosial X-nya.
Kantor kepresidenan Korsel menyebutkan, Yoon telah memberi tahu Zelenskiy tentang "ancaman besar" yang mengintai keamanan negaranya jika Korut menerima bantuan dari Rusia.
Utamanya saat Korut mampu memperoleh pengalaman dan pengetahuan militer dari keterlibatan dalam konflik Rusia-Ukraina.
Membalas kehadiran tentara Korut di Rusia, Korsel mengaku akan memasok senjata ke Ukraina. Hal itu akan terjadi jika tentara Korut bergabung dengan Rusia melawan Ukraina.
Baca juga:
- Jessica Kumala Wongso Manfaatkan Kemunculan Film Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso
- DPR Ingatkan Menteri Desa Baru: Berat Awasi Dana Desa, Bapak Tak Punya Organ di Daerah
- Jessica Wongso Anggap CCTV Dimanipulasi, Jaksa: Lagu Lama Judul Baru
- Maruarar Sirait Ngeluh ke DPR: Anggaran Kementerian PKP Berkurang Tapi Targetnya Tinggi
Sementara Amerika Serikat (AS) lewat Pentagon pada Senin 28 Oktober mengatakan, tidak akan memberi batasan terhadap Ukraina menggunakan senjata AS jika Korut ikut berperang.
Keberadaan tentara Korut di Rusia juga telah diakui Putin belum lama ini. Namun, tugas apa yang dijalankan tentara Korut di Rusia hingga saat ini masih belum diketahui.
Para analis mengatakan tentara Korut di Rusia dalam jumlah kecil dan kemampuan yang dimiliki terbatas tidak mungkin menjadi penentu perang.
Namun, kehadiran mereka dapat memperkuat tentara Rusia jika diposisikan sebagai tenaga kerja manual atau menjaga posisi pertahanan.