UNICEF: Larangan Israel terhadap UNRWA Bisa Sebabkan Meningkatnya Kematian Anak di Gaza
JAKARTA - Keputusan Israel untuk melarang lembaga bantuan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA dapat mengakibatkan lebih banyak kematian anak-anak. Larangan beroperasinya UNRWA disebut bentuk hukuman kolektif bagi warga Gaza.
Undang-Undang yang disahkan oleh Israel pada Senin untuk melarang badan pengungsi Palestina PBB beroperasi di wilayah Israel telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuannya memberikan bantuan di Gaza setelah lebih dari satu tahun perang.
“Jika UNRWA tidak dapat beroperasi, kemungkinan besar sistem kemanusiaan di Gaza akan runtuh,” kata juru bicara UNICEF James Elder, yang telah bekerja secara ekstensif di Gaza sejak perang 7 Oktober dimulai dilansir Reuters, Selasa, 29 Oktober.
"Jadi keputusan seperti ini tiba-tiba berarti telah ditemukan cara baru untuk membunuh anak-anak."
Badan-badan PBB lainnya pada pengarahan yang sama mengatakan tidak mungkin mengisi kekosongan tersebut.
“Hal ini sangat diperlukan dan tidak ada alternatif lain pada saat ini,” kata juru bicara kantor kemanusiaan PBB Jens Laerke.
“Saya pikir ini adalah gambaran yang adil tentang apa yang telah mereka putuskan di sini, jika diterapkan, bahwa hal ini akan menambah tindakan hukuman kolektif yang telah dilakukan. kita telah melihat hal ini diterapkan di Gaza,” imbuhnya.
Baca juga:
- 50 Proyektil Ditembakkan Hizbullah ke Israel, Satu Orang Tewas
- Rusia Lempar Psywar, Sebut Pabrik Militer Milik Jerman di Ukraina Bisa Jadi Sasaran Serangan
- Warga Negaranya Dihukum Mati, Jerman Panggil Pulang Duta Besarnya untuk Iran
- 77 Orang Diperkirakan Tewas Akibat Serangan Udara Israel ke Gedung Kamp Pengungsi Gaza Utara
Ketua Organisasi Migrasi Internasional mengatakan IOM tidak dapat menggantikan UNRWA di Gaza namun dapat memberikan lebih banyak bantuan kepada mereka yang berada dalam krisis.
“Ini adalah peran yang sangat ingin kami mainkan, dan kami akan meningkatkannya dengan dukungan berbagai pemangku kepentingan,” kata Direktur Jenderal IOM Amy Pope.