Rupiah Berpotensi Melemah Didorong Sentimen Eksternal dan Internal

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 24 Oktober 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu, 23 Oktober 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,38 persen di level Rp15.627 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,38 persen ke level harga Rp15.620 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan sentimen seperti imbal hasil AS yang lebih tinggi; arus masuk aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik; dan ekonomi AS yang relatif tangguh diperkirakan akan segera berakhir, sehingga menghambat pergerakan dolar AS.

"Tanda-tanda ketahanan terkini dalam ekonomi AS memicu peningkatan taruhan bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, lebih kecil dari pemangkasan 50 bps yang terlihat pada bulan September. Pedagang juga terlihat memperkirakan suku bunga terminal yang lebih tinggi," jelasnya dalam keterangannya, dikutip Kamis, 24 Oktober.

Selain itu, ketegangan yang terus-menerus di Timur Tengah, karena Israel terus melancarkan serangan terhadap Hamas dan Hizbullah.

Sementara diplomat AS terlihat berusaha mendorong gencatan senjata, namun masih belum ada tanda-tanda de-eskalasi dalam konflik tersebut. Israel juga dilaporkan tengah mempersiapkan serangan balasan terhadap Iran.

Dari dalam negeri, Ibrahim menyampaikan International Monetary Fund atau IMF memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sebesar 5,1 persen pada 2029. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 diperkirakan tetap 5,0 persen atau stagnan dari tahun lalu. Hal itu tercantum dalam World Economic Outlook edisi Oktober 2024 yang diterbitkan IMF atau Dana Moneter Internasional.

Dalam laporan tersebut, IMF memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 5,0 persen. Seperti tahun-tahun sebelumnya yang diperkirakan tetap berada di tren 5 persen.

Namun ke depannya, perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan. Misalnya, pada 2025 diperkirakan hanya mencapai 5,1 persen. Bahkan pada 2029 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap di 5,1 persen. Seperti diketahui, 2029 merupakan akhir masa jabatan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan wakil presidennya, Gibran Rakabuming Raka.

Proyeksi IMF itu seolah menunjukkan bahwa ambisi Prabowo masih cenderung sulit tercapai. Adapun, indikator lainnya yang diproyeksikan oleh IMF adalah inflasi Indonesia akan stabil di 2,3 persen pada 2024. Lalu, neraca transaksi berjalan 2024 diperkirakan minus 1 persen dan tingkat pengangguran pada 2024 sebesar 5,2 persen.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Kamis, 24 Oktober 2024 dalam rentang harga Rp15.610 - Rp15.720 per dolar AS.