Mining Kripto dengan ASIC Miner atau GPU: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangannya

JAKARTA - Menambang cryptocurrency adalah salah satu cara populer untuk mendapatkan aset kripto. Namun, ada dua jenis perangkat keras (hardware) yang paling umum digunakan untuk menambang kripto yaitu: Application-Specific Integrated Circuits (ASIC) dan Graphics Processing Units (GPU).

Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, memahami perbandingan dan keuntungan dari menambang dengan ASIC dan GPU sangat penting bagi siapa pun yang ingin terjun ke dunia mining kripto.

Biasanya memilih perangkat untuk menambang kripto kerap membingungkan pemula yang ingin terjun ke aktivitas penambangan aset kripto ini. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, "Mana yang lebih baik, membeli ASIC seperti Antminer S19 Pro atau merakit rig GPU dari kartu grafis NVIDIA RTX 3080?"

Jawaban untuk pertanyaan ini tidak sesimpel yang dibayangkan, pasalnya setiap opsi memiliki keunggulan dan kekurangan sendiri. Sebelum itu, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu ASIC Mining dan GPU Mining. 

Apa Itu ASIC Mining?

Application-Specific Integrated Circuits (ASIC) adalah perangkat khusus yang dirancang menambang cryptocurrency tertentu. Misalnya, Bitcoin dan Litecoin sering ditambang menggunakan ASIC karena perangkat ini sangat efisien dalam memproses algoritma tunggal. Dengan kinerja yang mumpuni, ASIC mampu menyelesaikan algoritma matematis yang rumit jauh lebih cepat dibandingkan perangkat keras pada umumnya.

ASIC Antminer S19 Pro. (PerfectHashRate)

Dari segi harga ASIC cenderung lebih mahal dari segi biaya awal, namun menawarkan imbal hasil yang lebih cepat. Misalnya, Antminer S19 Pro, salah satu model ASIC paling populer, dibanderol sekitar 3.000 dolar AS hingga 4.000 dolar AS (Rp46,5 juta hingga Rp62 juta). Meski harga awal tinggi, perangkat ini menawarkan hash rate yang besar, menjadikannya lebih menguntungkan dalam jangka panjang.

Apa Itu GPU Mining?

Di sisi lain, GPU lebih serbaguna. Meski awalnya dirancang untuk gaming dan rendering grafis, GPU kini digunakan untuk menambang berbagai cryptocurrency seperti Ethereum, Ravencoin, dan Monero. Menambang kripto dengan GPU lebih fleksibel karena memungkinkan penambang beralih dari satu aset kripto ke aset kripto lainnya, tergantung pada kondisi pasar.

NVIDIA RTX 3080 (Dok. NVIDIA)

Sementar dari sisi harga, GPU lebih rendah dibandingkan ASIC, namun untuk mencapai hash rate yang kompetitif, Anda membutuhkan beberapa unit GPU. Sebuah rig penambangan GPU standar biasanya terdiri dari 6 atau lebih kartu grafis, dengan biaya masing-masing berkisar antara 500 dolar AS hingga 1.500 dolar AS (Rp7,75 juta hingga Rp23,25 juta).

Sementara harga NVIDIA RTX 3080 sendiri dibanderol Rp12.400.000 berdasarkan keterangan dari website resmi NVIDIA. Selain itu, merakit rig GPU lebih rumit dan memerlukan keahlian khusus.

Konsumsi Daya 

ASIC jauh lebih hemat energi dibandingkan GPU karena dirancang khusus untuk satu tugas. Misalnya, Antminer S19 Pro mengonsumsi sekitar 3.250 watt, namun menawarkan hash rate yang tinggi, membuatnya lebih hemat biaya operasional. 

Sebaliknya, rig GPU lebih boros daya. Sebuah rig dengan 6 GPU dapat mengonsumsi lebih dari 1.200 watt, tergantung pada jenis kartu grafis yang digunakan. Ini berarti tagihan listrik lebih tinggi, yang pada akhirnya dapat mengurangi keuntungan, terutama di wilayah dengan biaya listrik yang mahal.

Hash Rate dan Kecepatan Penambangan

Hash rate mengukur seberapa banyak perhitungan yang bisa dilakukan perangkat per detik. ASIC menawarkan tingkat hash yang jauh lebih tinggi dibandingkan GPU. Sebagai contoh, Antminer S19 Pro memiliki tingkat hash sebesar 110 TH/s (terahashes per detik) untuk menambang Bitcoin. Sebaliknya, Nvidia RTX 3080 hanya mampu mencapai sekitar 100 MH/s (megahashes per detik) untuk menambang Ethereum.

Meskipun ASIC menawarkan kecepatan yang lebih tinggi, GPU memungkinkan penambang untuk mendiversifikasi portofolio cryptocurrency mereka. Kemampuan untuk beralih antar algoritma memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam menghadapi fluktuasi pasar.

Imbalan per blok dan tingkat kesulitan mining. Sebagai catatan, block reward BTC sudah berkurang sejak halving pada 19 April 2024 menjadi 3,125 BTC. (Dok. 2Miner)

Keuntungan dan Risiko Menggungakan ASIC Mining

ASIC biasanya lebih menguntungkan untuk aset kripto tertentu seperti Bitcoin dan Litecoin. Dengan hash rate yang tinggi dan efisiensi energi, perangkat ini menghasilkan lebih banyak keuntungan harian dibandingkan GPU.

Namun, risiko terbesar dari ASIC adalah sifatnya yang sangat spesifik. Jika algoritma berubah atau cryptocurrency yang ditambang kehilangan nilai, ASIC tidak dapat digunakan untuk tugas lain, yang berarti investasi mahal bisa menjadi tidak berguna.

Keuntungan dan Risiko Menggunakan GPU Mining

Di sisi lain, GPU menawarkan fleksibilitas yang lebih besar. Penambang dapat beralih antar cryptocurrency berdasarkan tren pasar. Namun, volatilitas pasar dan perubahan algoritma bisa membuat keuntungan dari penambangan GPU fluktuatif. Misalnya, transisi Ethereum ke Proof-of-Stake (PoS) beberapa waktu lalau dapat berdampak signifikan pada permintaan GPU untuk penambangan kripto.

Kesimpulan

Memilih perangkat mining antara ASIC dan GPU sangat bergantung pada preferensi Anda terutama terkait risiko, fleksibilitas, dan budget yang dimiliki. ASIC lebih efisien dan menguntungkan untuk cryptocurrency tertentu, tetapi berisiko tinggi ketika kondisi pasar berubah. Di sisi lain, GPU lebih fleksibel dan GPU-nya bisa dirakit ulang untuk berbagai tugas lain apabila menambang kripto dinilai tidak lagi menguntungkan.