Profil dan Jejak Karier Natalius Pigai, Aktivis Ham yang Masuk Kabinet Prabowo

YOGYAKARTA - Natalius Pigai masuk jajaran tokoh yang diundang datang ke kediaman Prabowo Subianto pada Senin lalu. Sosok aktivis asal Papua ini disebut menjadi salah satu kandidat menteri di Kabinet Prabowo-Gibran. Jejak karier Natalius Pigai pun menarik untuk ditelusuri lebih jauh. 

Natalius Pigai adalah seorang aktivis HAM dan pengkritik pemerintah yang dikenal karena sikap kritisnya terhadap kebijakan pemerintah serta dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat yang terpinggirkan, terutama di wilayah Papua.

Namun, ketika ditanya tentang kemungkinan posisi yang akan diembannya, Natalius Pigai memilih untuk tidak memberikan jawaban. Prediksi bahwa ia mungkin akan menduduki posisi strategis di kabinet memicu rasa ingin tahu banyak orang mengenai profil dan perjalanan kariernya.

Profil Natalius Pigai

Natalius Pigai lahir pada 7 November 1971. Lahir dan besar di Paniai, Papua Tengah, Natalius memiliki dua saudara laki-laki bernama Yulius Pigai dan Hengky Pigai. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Pemerintah Masyarakat Desa (STPMD) Yogyakarta dan berhasil memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.I.P.) pada tahun 1999.

Selain pendidikan formal, Natalius juga mengikuti berbagai pelatihan nonformal, seperti pendidikan statistika di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2004, pelatihan sebagai peneliti di LIPI pada tahun 2005, dan program pendidikan kepemimpinan di Lembaga Administrasi Negara pada periode 2010-2011.

Selama masa kuliahnya, Natalius aktif terlibat dalam berbagai organisasi, termasuk Senat Mahasiswa, PRD, dan lainnya.

Jejak Karier Natalius Pigai

Natalius Pigai adalah seorang aktivis hak asasi manusia, politisi, dan mantan komisioner Komnas HAM Indonesia, yang dikenal sebagai tokoh yang gigih memperjuangkan hak-hak masyarakat adat, khususnya di Papua. Karier profesional Natalius dimulai sebagai staf khusus untuk Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari tahun 1999 hingga 2004. 

Selain itu, ia juga pernah menjabat Ketua Lembaga Studi Renaissance dari 1997 hingga 2000. Melalui buletin WOOKEBADA, Natalius berupaya mempromosikan budaya Noken Papua hingga akhirnya diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO di Paris pada tahun 2002.

Sebagai putra Papua, Natalius Pigai sangat aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil, termasuk Yayasan Sejati yang fokus pada memperjuangkan hak-hak kelompok terpinggirkan di wilayah Papua, Dayak, Sasak, dan Aceh antara tahun 1999 hingga 2002. 

Natalius Pigai juga pernah bekerja sebagai peneliti di Graha Budaya Indonesia-Jepang (1998-2001) dan menjadi staf di Yayasan Cindelaras yang berkomitmen terhadap pengembangan kearifan lokal dan hak-hak petani.

Natalius juga pernah menjadi moderator dialog interaktif di TVRI yang membahas topik politik dan pemerintahan dari tahun 2006 hingga 2008. Di bidang pemerintahan, ia pernah bertugas sebagai Konsultan Deputi Pengawasan BRR Aceh-Nias dan sebagai anggota tim asistensi di Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri dari tahun 2010 hingga 2012.

Natalius menjabat sebagai anggota Komnas HAM pada periode 2012-2017, di mana ia berperan aktif dalam berbagai isu terkait hak-hak masyarakat Papua. Selama menjadi komisioner Komnas HAM, Natalius terlibat dalam berbagai penyelidikan kasus pelanggaran HAM. Ia juga aktif di politik dan menjadi kritikus tajam terhadap kebijakan pemerintah.

Demikianlah profil dan jejak karier Natalius Pigai seorang aktivis HAM yang diprediksi akan masuk kabinet Prabowo-Gibran di pemerintahan terbaru. Natalius Pigai merupakan aktivis yang dikenal kritis, khususnya dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat di Papua. Baca juga daftar 49 calon menteri yang dipanggil Prabowo.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.