3 Pernyataan Hanni NewJeans Saat Jadi Saksi Perundungan di Majelis Nasional

JAKARTA - Hanni NewJeans memenuhi panggilan Majelis Nasional Komite Lingkungan dan Tenaga Kerja untuk bersaksi mengenai perundungan di tempat kerja. Ia hadir di Majelis Nasional pada Selasa, 15 Oktober kemarin dan menjadi idol K-pop pertama yang bersuara mengenai situasi tersebut.

Keputusan Hanni bersuara mengenai perundungan di tempat kerja dikarenakan ia ingin hal seperti ini tidak terjadi ke generasi di masa depan baik senior maupun junior di industri hiburan.

Berikut 5 pernyataan Hanni NewJeans mengenai perundungan di tempat kerja:

Alasan Hadir ke Majelis Nasional

Hanni menjelaskan situasi ini sudah terjadi lebih dari dua kali. Diketahui bulan lalu Hanni mengungkap ia mengalami perundungan ketika menyapa sebuah grup di kantor HYBE namun manajer mereka minta grup tersebut menghiraukan Hanni.

“Ketika tinggal di Korea, saya paham kita harus menyapa orang yang lebih tua. Saya pikir tidak menyapa mereka bisa dianggap kasar sebagai orang. Ada atmosfir semacam itu di perusahaan. Sulit mengatakan apapun dan hanya orang-orang yang merasakan yang tahu rasanya,” kata Hanni NewJeans.

“Saya tidak paham mengapa saya harus melewati ini dan mengapa orang tersebut mengatakan itu di lingkungan kerja. Ini sudah terjadi lebih dari satu dan dua kali dan jika saya diam terus, ini akan terlewati. Ini bisa terjadi kepada siapapun. Saya memutuskan untuk hadir, berharap trainee sekarang, senior, junior, dan kolega tidak mengalami ini,” lanjutnya.

Tahu NewJeans Dirundung Karyawan

Hanni mengungkap ia membaca dugaan perundungan dari karyawan perusahaan HYBE melalui aplikasi Blind. Aplikasi Blind merupakan aplikasi di mana para pengguna bisa membicarakan perusahaan secara anonim. Pengguna aplikasi itu merupakan karyawan di perusahaan.

“Saya juga melihat karyawan membicarakan grup (NewJeans) di aplikasi Blind. Bahkan, saya melihat tim public relation mencoba merendahkan hasil debut kami di Jepang. Melihat itu semua, saya sadar kalau ini bukan hanya perasaan tapi saya merasa perusahaan membenci kami,” kata Hanni.

Bukti CCTV Dihapus

Hanni sempat melaporkan insiden dengan CEO ADOR yang baru, Kim Joo Young. Namun, Hanni tidak mendapat jawaban memuaskan karena CEO mereka menyebut tidak ada insiden tersebut. Ketika rekaman CCTV diperiksa, pihak perusahaan mengubah alasan mereka berkali-kali.

“Saya bertanya mengapa sebagian klip dihapus. Saya menjelaskan ke mereka tapi selama rapat, mereka terus mengubah alasan mengapa klipnya dihapus. Mereka mengubah alasan dan membuat kesalahan ketika merespons,” lanjut Hanni.

“Karena saya orang Vietnam-Australia, saya tidak bisa memahami bahasa Korea 100% meski saya mencoba. Saya tidak mau kelewatan apapun di rapat itu jadi saya merekam semuanya. Saya punya bukti mereka berbohong,” katanya.