Teror Tambang Mineral di Pakistan Tewaskan 21 Pekerja, Separatis Baloch Bantah Jadi Dalang
JAKARTA - Tentara Pembebasan Baloch, kelompok separatis militan di Pakistan, membantah terlibat dalam serangan yang menewaskan sedikitnya 21 pekerja tambang di Provinsi Balochistan.
Sekelompok orang bersenjata roket hingga granat tangan menyerbu tambang batu bara swasta kecil di wilayah barat daya Pakistan yang bergolak pada Jumat 11 Oktober.
Akibatnya menewaskan para pekerja tambang yang sedang istirahat tidur. Sementara korban lainnya dibariskan kemudian diberondong senjata.
“Tentara Pembebasan Baloch mengutuk pembantaian 21 pekerja Pashtun di Dukki, dan menegaskan bahwa organisasi kami tidak terlibat dalam insiden tragis ini,” kata pihak Baloch dalam pernyataannya yang diterima AFP, dikutip Minggu 13 Oktober.
Baca juga:
- Nyatakan Aksi Cuti Bersama Selesai, Solidaritas Hakim Indonesia Kini Kawal Janji Pemangku Kepentingan
- Pengkalan Militer Israel Didirikan di Tengah Permukiman, Hizbullah Minta Warga Menjauh
- Alexander Marwata Belum Tentu Hadiri Pemeriksaan di Polda Metro
- Vaksinasi Polio Tahap 2 di Gaza Dimulai, WHO: Kali Ini Lebih Rumit
Hingga saat ini masih belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di tambang milik Junaid Coal Co. di Provinsi Balochistan yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran itu.
Aksi kekerasan ini terjadi hanya beberapa hari sebelum Pakistan menjadi tuan rumah pertemuan puncak kelompok Eurasia Shanghai Cooperation Organization.
Pemberontakan kelompok militan separatis memang telah terjadi selama puluhan tahun di Balochistan.
Kelompok militan menargetkan pemerintah, tentara, dan kepentingan China di Balochistan. Mereka menuntut mendapatkan bagian dari sumber daya yang dikeruk di provinsi yang kaya akan mineral tersebut.