Kementerian BUMN Bakal Berganti Super Holding di Era Prabowo, Pengamat: Bisa Tingkatkan Daya Saing

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada era pemerintahan Prabowo Subianto dikabarkan akan berubah konsep menjadi super holding yang nantinya akan dipimpin oleh kepala badan.

Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto mengatakan ide Super Holding BUMN sebenarnya merupakan konsep lama. Dia menjelaskan konsep ini pertama kali digagas oleh Menteri Negara Pendayagunaan BUMN era Tanri Abeng.

Pada era tersebut, sambung Toto, konsep Super Holding BUMN telah dicanangkan. Kemudian gagasan ini diteruskan oleh Menteri BUMN era pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi), periode Rini Soemarno.

“Sebetulnya ide Super Holding ini menurut saya bukan terlalu baru, karena di dalam dokumen terkait master plan BUMN di jamannya Pak Tanri Abeng tahun 1999, sebetulnya nomenklaturnya juga adalah Kementerian BUMN/Kepala Badan,” ucap Toto saat ditemui di Jakarta, Selasa, 8 Oktober.

Toto menjelaskan Super Holding adalah induk yang membawahi beberapa holding perusahaan yang berada dalam satu grup. Dia bilang konsep ini telah diterapkan di negara seperti Temasek (Singapura) dan Khazanah (Malaysia).

Lebih lanjut, dia bilang, tujuan utama Super Holding ini sebagai pemegang saham dalam beberapa holding perusahaan, dengan tujuan kinerja perusahaan meningkat dan memungkinkan terciptanya nilai pasar.

“Jadi kalau sekarang misalnya pemerintahan presiden terpilih Prabowo nanti akan menghidupkan kembali ya fungsi badan ini, saya kira tujuannya adalah dalam rangka sebetulnya bagaimana membuat daya saing BUMN bisa lebih ditingkatkan,” jelasnya.

Dalam pembentukan Super Holding, sambung Toro, tentunya terdapat sejumlah catatan. Pertama, kata dia, jika nomenklatur diubah, maka tata kelola pun juga akan berubah. Karena itu perlu dipikirkan dengan matang.

Selain itu, sambung Toto, dari sisi pengelolaannya. Kata dia, pimpinan Holding hingga Super Holding ini harus benar-benar dari kalangan profesional yang mengerti pengembangan bisnis.

“Dalam arti bahwa betul-betul nanti orang yang ditaruh di badan memang orang-orang yang punya background, kemampuan teknis, kemampuan operasional mengelola korporasi-korporasi besar. Karena harapannya kan badan sebetulnya bukan cuma nanti dia bisa hanya bersaing di domestic market, tapi juga bisa berkembang global,” katanya.

Toto bilang jika pembentukan Super Holding ini berjalan lancar dan pimpinan atau Kepala Badan berasal dari kalangan profesional, maka perusahaan-perusahaan merah akan semakin bergeliat dan bisa mengembangkan sayap bisnisnya.

“Jadi saya kira ke depan memang diperlukan rumah yang kira-kira bisa membuat berbagai macam holding BUMN yang sudah ada itu, bisa melakukan value creation lebih besar lagi, dan rumah itu menurut saya bentuknya adalah kemudian menjadi badan,” ujarnya.