Rupiah Berpotensi Melanjutkan Pelemahan Didorong Sentimen Eksternal

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 8 Oktober 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin, 7 Oktober 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,66 persen di level Rp15.495 per dolar AS.

Sementara kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,36 persen ke level harga Rp15.429 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan laporan data pekerjaan yang sangat kuat untuk bulan September menyebabkan para pedagang memangkas taruhan bahwa Federal Reserve akan memotong suku bunga 50 basis poin lebih lanjut.

"Data ekonomi yang membaik dan komentar yang lebih agresif dari Ketua Fed Jerome Powell pada hari Senin, ketika ia menolak ekspektasi pemotongan suku bunga yang besar dan berkelanjutan, menyebabkan para pedagang mengurangi taruhan pada pengurangan 50 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya, pada tanggal 6-7 November," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Selasa, 8 Oktober.

Selain itu, Ibrahim menyampaikan peluang tersebut benar-benar hilang setelah data hari Jumat. Para pedagang sekarang memperkirakan tidak ada peluang pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin, turun dari sekitar 31 persen sebelumnya pada hari Jumat dan 53 persen seminggu yang lalu, menurut FedWatch Tool milik CME Group.

Di sisi lain, pengurangan sebesar 25 basis poin dianggap hampir pasti, dengan para pedagang juga melihat peluang kecil bahwa Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah.

Dari sisi dalam negeri, Bank Indonesia (BI) membukukan posisi cadangan devisa (cadev) pada akhir September 2024 senilai 149,9 miliar dolar AS, turun tipis usai bulan lalu mencatatkan rekor tertinggi sejak Desember 2023.

Posisi tersebut tercatat lebih rendah dari cadangan devisa akhir Agustus 2024 yang senilai 150,2 miliar dolar AS.

Posisi itu realtif stabil dan turun tipis karena kewajiban pemerintah dalam pembayaran utang.

Perkembangan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sedangkan, posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal.

Melalui prospek ekspor yang tetap positif, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, cadangan devisa adalah aset yang dimiliki oleh bank sentral atau otoritas moneter untuk memenuhi kewajiban keuangan karena adanya transaksi internasional.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa, 8 Oktober 2024 dalam rentang harga Rp15.670 - Rp15.780 per dolar AS.