Penerbangan ke Jepang, Penumpang Qantas Syok Film Dewasa Diputar di Pesawat

JAKARTA - Baru-baru ini, penumpang maskapai Qantas rute dari Sydney ke Haneda, Jepang dibuat tercengang setelah film dewasa tiba-tiba di putar di pesawat. Insiden ini dipicu oleh masalah teknis pada sistem hiburan yang menyebabkan mereka tak dapat memilih film ingin ditonton.

Seorang penumpang yang terkejut mengaku tidak memiliki cara untuk mematikannya dan sangat terkejut dengan gambar telanjang yang cabul serta pesan seks cabul yang ditayangkan lewat layar di setiap kursi pesawat.

Dilansir dari laman New York Post, pihak Qantas mengonfirmasi insiden tersebut kepada news.com.au dan menyatakan bahwa hal itu terjadi karena masalah teknis. Mereka tidak mempunyai pilihan untuk menonton film lain.

Pihak Qantas mengatakan staf sempat bertanya kepada penumpang film apa yang ingin mereka tonton. Akan tetapi, film Daddio yang tayang pada bioskop di tahun 2023 ini langsung diputar di dalam penerbangan.

Film Daddio dibintangi oleh Dakota Johnson sebagai seorang wanita muda yang pulang ke apartemennya di Manhattan setelah melakukan perjalanan.

Dia akhirnya mengobrol dengan sopir taksinya, diperankan oleh Sean Penn. Wanita muda tersebut menceritakan perselingkuhannya dengan seorang pria yang sudah menikah, dan sopir itu pun semakin banyak mengungkap tentang kehidupannya.

Film ini membahas tentang seksual eksplisit dan ketelanjangan grafisnya, termasuk foto alat kelamin yang terekspos dan pesan teks bermuatan seksual.

"Qantas memutar film yang tidak senonoh ke seluruh pesawat, tidak ada cara untuk mematikannya," kata seorang penumpang yang diungkap lewat aplikasi Reddit.

"Tidak mungkin untuk menjeda, meredupkan, atau mematikannya. Inilah masalahnya, film yang mereka putar sangat tidak pantas," tulis penumpang lainnya.

"Film menampilkan ketelanjangan grafis dan banyak sexting, di mana Anda benar-benar dapat membaca teks di layar tanpa perlu menggunakan headphone," kata penumpang lainnya.

"Butuh waktu hampir satu jam sebelum mereka beralih ke film yang lebih ramah anak, tetapi itu sangat tidak mengenakkan bagi semua orang, terutama dengan keluarga dan anak-anak di dalamnya," lanjut penumpang lainnya.

Qantas mengonfirmasi bahwa film itu tidak sesuai untuk semua umur. Kru berusaha memperbaiki layar untuk pelanggan yang tidak ingin menontonnya. Ketika mereka berhasil memperbaikinya, film tersebut diubah menjadi film anak-anak.

"Film tersebut jelas tidak layak diputar selama penerbangan dan kami dengan tulus meminta maaf kepada pelanggan atas pengalaman ini," kata juru bicara Qantas.

"Semua layar diubah menjadi film ramah keluarga selama sisa penerbangan, yang merupakan praktik standar kami. Ini kasus langka di mana film tidak memungkinkan untuk ditayangkan. Kami sedang meninjau bagaimana film itu bisa tayang." tambahnya.