Wabah Mpox di Afrika Tembus 34.000 Kasus
AFRIKA - Sejak awal tahun 2024, kasus cacar monyet (mpox) di Afrika mengalami peningkatan signifikan. Menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika, total kasusnya mencapai 34.000 kasus.
Hal itu mencakup 6.806 kasus yang sudah terkonfirmasi dan 866 kematian, menurut pernyataan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika.
Mpox, atau cacar monyet, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Penyakit ini menyebar melalui kontak erat dan ditandai dengan gejala seperti demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, nyeri otot, munculnya ruam kulit, serta sakit punggung.
Direktur Jenderal CDC Afrika, Jean Kaseya, mengungkapkan, hanya dalam satu minggu terakhir saja, ada tambahan 2.490 kasus baru, dengan 365 di antaranya terkonfirmasi dan 26 kematian. Hal ini membuat total akumulasi kasus mpox di Afrika untuk tahun ini mencapai angka 34.297.
Berdasarkan data CDC Afrika, Republik Demokratik Kongo dan Burundi menyumbang sekitar 94,5 persen dari total kasus terkonfirmasi dalam sepekan terakhir.
Menurut Kaseya, 16 negara Afrika saat ini terdampak wabah mpox yang sedang meluas, dengan Ghana menjadi negara terbaru yang melaporkan kasusnya dalam seminggu terakhir. Kasus cacar monyet ini telah ditemukan di lima wilayah utama di benua tersebut.
Baca juga:
Meskipun ada peningkatan dalam upaya pengawasan terhadap mpox, Kaseya menekankan, banyak negara yang terdampak masih perlu meningkatkan akurasi dan kelengkapan pelaporan mereka.
Kaseya juga menambahkan, meskipun jumlah konfirmasi laboratorium telah meningkat drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tingkat pengujian di lapangan masih belum maksimal.
Pada bulan Agustus, CDC Afrika menetapkan wabah cacar monyet yang sedang melanda benua ini sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Mengancam Keamanan Benua (PHECS).
Tak lama setelah itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan mpox sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC), menandakan status darurat tertinggi untuk wabah ini, yang merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir. (Ant)