Bagikan:

JAKARTA - Indonesia meningkatkan kewaspadaan, terutama di pintu masuk negara, saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan darurat global cacar monyet (mpox), serta mengonfirmasi kasus pertama di luar Afrika.

"Tetap kewaspadaan kita tingkatkan ya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi kepada VOI melalui pesan singkat, Jumat 16 Agustus.

"Kita meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk negara melalui tugas dan fungsi badan karantina kesehatan," lanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, pejabat kesehatan global pada Hari Kamis mengonfirmasi adanya infeksi dengan jenis baru virus cacar monyet (mpox) di Swedia dan mengaitkannya dengan wabah yang berkembang di Afrika, tanda pertama penyebarannya di luar benua itu sehari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyakit itu sebagai darurat kesehatan masyarakat global.

Pejabat kesehatan Swedia mengatakan pada konferensi pers, orang tersebut terinfeksi saat berada di Afrika dengan jenis mpox klade Ib yang terlibat dalam wabah baru-baru ini. Orang tersebut sedang menerima perawatan.

"Munculnya kasus di benua Eropa dapat memacu penyebaran mpox internasional yang cepat," kata Lawrence Gostin, seorang ahli kesehatan masyarakat dan profesor di Georgetown Law di Washington, melansir Reuters.

Sementara itu, Dr. Brian Ferguson dari Universitas Cambridge mengatakan kasus pada seorang pelancong Swedia itu mengkhawatirkan tetapi tidak mengejutkan, mengingat tingkat keparahan dan penyebaran wabah di Afrika.

"Kemungkinan akan ada lebih banyak kasus di sini dan di belahan dunia lain karena saat ini belum ada mekanisme yang diterapkan untuk menghentikan kasus mpox impor," katanya.

Pada Hari Rabu, WHO menyatakan wabah di Afrika sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional atau PHEIC, setelah kasus di Republik Demokratik Kongo menyebar ke negara-negara terdekat. PHEIC adalah tingkat kewaspadaan tertinggi WHO.

Dikatakan, ada 27.000 kasus dan lebih dari 1.100 kematian, terutama di antara anak-anak, di Kongo sejak wabah saat ini dimulai pada Januari 2023

Klade Ib, jenis virus di balik wabah saat ini, adalah varian baru klade I yang endemik di Kongo. Klade Ib tampaknya menyebar lebih mudah melalui kontak dekat rutin, termasuk kontak seksual.

Mpox klade I cenderung menyebabkan lebih banyak infeksi parah dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada mpox klade II, menurut pejabat kesehatan Amerika Serikat.

Pada tahun 2022, WHO mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat atas wabah mpox yang disebabkan oleh klade II, yang menyebabkan lebih dari 95.000 kasus di 115 negara non-endemik.

"Edukasi terutama masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke daerah terjangkit untuk tidak melakukan perilaku seks beresiko ataupun bertemu pasien terjangkit," kata Siti Nadia Tarmizi.

"Tipenya berbeda-beda, walau demikian tetap waspada. Ini terutama hindari perilaku seks beresiko, karena penularannya kontak langsung dan melalui hubungan seksual," tambahnya.