Korea Selatan Pamerkan Rudal Penghancur Bunker Baru, Sasar Target di Gua dan Terowongan
JAKARTA - Angkatan Darat Korea Selatan pada Hari Jumat memamerkan rudal penghancur bunker baru yang mampu menyerang target musuh di bawah tanah, di tengah upaya untuk memperkuat pencegahan terhadap ancaman militer Korea Utara.
Rudal Permukaan ke Permukaan Taktis Korea (KTSSM), yang akan dikerahkan akhir tahun ini, merupakan salah satu senjata baru yang dipamerkan di Festival Angkatan Darat Angkatan Darat di markas militer Gyeryongdae di Gyeryong, sekitar 140 kilometer selatan Seoul, melansir The Korea Times 4 Oktober.
Rudal balistik taktis, yang juga diberi nama Ure, yang berarti guntur dalam bahasa Korea, telah dikembangkan untuk menyerang artileri jarak jauh Korea Utara yang tersembunyi di gua dan terowongan.
Mengutip Defence Security Asia, berencana mengerahkan rudal tersebut akhir tahun ini, menyusul meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Pengerahan sistem rudal tersebut untuk operasional tahun ini diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan. Keputusan Seoul untuk mengerahkan dan mengoperasionalkan sistem rudal permukaan-ke-permukaan tahun ini menyusul keberhasilannya dalam menyelesaikan sertifikasi mutu tahun lalu.
Korea Selatan memulai pengembangan KTSSM tak lama setelah insiden serangan artileri oleh Korea Utara di Pulau Yeonpyeong pada November 2010. Serangan itu mengakibatkan tewasnya dua warga sipil setempat dan dua anggota Korps Marinir Korea Utara.
Baca juga:
- KBRI Beirut hingga Teheran Siaga, Kemlu Minta WNI Ikuti Arahan Kontijensi hingga Tunda Perjalanan
- Kemlu RI: Ada 116 WNI di Lebanon, 65 Sudah Dievakuasi Secara Bertahap
- Direktur Lembaga Kemanusiaan Sebut Tempat Penampungan di Lebanon Kelebihan Kapasitas
- Kim Jong-un Peringatkan Korea Utara akan Gunakan Senjata Nuklir Jika Kedaulatannya Dilanggar
Sistem rudal KTSSM diperkenalkan kepada publik Korea Selatan pada tahun 2017 dan telah dikembangkan oleh badan pertahanan Korea Selatan, Defense Acquisition and Program Administration (DAPA) bersama dengan Hanwha Aerospace.
Sistem pemandunya mengandalkan Sistem Pemosisian Global (GPS). Rudal ini diketahui memiliki jangkauan 180 km.
Diketahui, banyak artileri jarak jauh Korea Utara ditempatkan dalam jarak serang dari wilayah ibu kota Korea Selatan yang lebih luas, rumah bagi hampir setengah dari 51 juta penduduk negara itu.