40 Staf Medis dan Pemadam Kebakaran Lebanon Tewas Akibat Serangan Israel 3 Hari Terakhir
JAKARTA - Empat puluh petugas ambulans dan pemadam kebakaran tewas dalam tiga hari terakhir di seluruh Lebanon.
Menteri Kesehatan Firass Abiad mengatakan 97 paramedis dan petugas pemadam kebakaran di negara tersebut tewas akibat serangan Israel sejak 8 Oktober tahun lalu.
Sementara jumlah korban tewas di seluruh negeri sejak tanggal yang sama meningkat menjadi 1.974 orang, 127 di antaranya adalah anak-anak dan 261 adalah perempuan.
Semalam, tujuh petugas medis yang bekerja untuk Otoritas Kesehatan Islam yang berafiliasi dengan Hizbullah terbunuh oleh serangan Israel di pusat kota Beirut.
“Kami tahu bahwa ada undang-undang internasional yang melindungi institusi medis, ambulans, dan petugas kesehatan,” kata Abaid dikutip CNN, Kamis, 3 Oktober.
Baca juga:
- Israel Serang Markas Intelijen Hizbullah di Beirut, Ledakan Keras Terdengar
- Pasukan Israel Perintahkan Warga Kosongkan 25 Desa di Lebanon Selatan, Perluas Serangan Darat
- Iran Respons Kecaman G7: Mereka Bias dan Tak Bertanggung Jawab
- 2 Remaja Disidang Kasus Ledakan Granat di Dekat Kedutaan Israel di Kopenhagen Denmark
Yang terbaru dari perkembangan di Lebanon, tiga serangan udara Israel menghantam pinggiran selatan Beirut pada Kamis sore waktu setempat. Israel mengkonfirmasi tengah menyerang markas intelijen Hizbullah.
Sejumlah ledakan besar terdengar di Beirut barat, Kamis, 3 Oktober. CNN melaporkan, melihat kepulan asap besar membubung dari pinggiran selatan kota, dan mendengar suara drone di langit.
Sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeluarkan perintah mengosongkan 25 desa tambahan di Lebanon selatan, menandakan perluasan serangan darat di negara tersebut.
Sebanyak 76 desa di Lebanon selatan kini telah menerima perintah pengosongan dari IDF sejak Selasa, 1 Oktober.