Bagikan:

JAKARTA - 2 anggota staf badan pengungsi PBB tewas akibat serangan Israel di Lebanon. Dua anggota staf badan pengungsi PBB (UNHCR) termasuk di antara 558 orang yang tewas di Lebanon.

Dalam postingannya di X, Ketua UNHCR Filippo Grandi menyoroti serangan udara Israel yang menurutnya “tanpa henti merenggut ratusan nyawa warga sipil.”

“Atas nama kami semua di UNHCR, kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga, teman, dan kolega mereka,” katanya.

Jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel yang menyasar Hizbullah Lebanon kini mencapai 558 orang, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita.

“Kami masih berada dalam perang dan masih berada dalam pergolakan serangan. Tanggung jawab kami belum berakhir,” ujar Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad dilansir CNN, Selasa, 24 September.

Di antara mereka yang tewas adalah empat petugas pertolongan pertama, kata Abiad. Dilaporkan juga, 14 ambulans dan mobil pemadam kebakaran telah dihantam serangan pasukan Israel. 

Secara total, 1.835 orang terluka akibat serangan tersebut hanya dalam satu hari. 

Serangan Israel juga memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka, terutama di Lebanon selatan.

Sementara itu, dilaporkan enam orang tewas dan 15 lainnya luka-luka akibat serangan Israel di daerah Ghobeiry di pinggiran selatan Beirut pada Selasa, 24 September.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan angka tersebut merupakan informasi awal dan memperkirakan jumlah korban masih bisa bertambah.

CNN belum mendapat tanggapan dari militer Israel (IDF) terkait serangan ke pinggiran Beirut pada hari kedua berturut-turut gempuran yang menargetkan Hizbullah.