Kemenkop UKM Akui Aplikasi Temu Sudah Masuk ke Malaysia: Mereka Kecolongan

JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyampaikan, aplikasi asal China, Temu, telah berhasil masuk ke pasar Malaysia.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Temmy Satya Permana mengatakan, hal ini menunjukkan adanya kekhawatiran terkait dampak aplikasi tersebut terhadap produk dalam negeri.

"Temu sudah masuk ke Malaysia, kira-kira dampaknya apa buat produk dalam negeri? Jawaban mereka sangat diplomatis. Sebenernya mereka juga kecolongan, ya," kata Temmy dalam konferensi pers di kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Kamis, 3 Oktober.

Temmy bilang, hal ini diketahui setelah dirinya mendampingi Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Malaysia beberapa waktu lalu.

Dia bilang, para pejabatnya menjawab sangat diplomatis dan mereka mengakui sebenarnya juga kecolongan.

Meskipun Malaysia tidak mau secara terbuka mengakui, kata Temmy, mereka menyadari Indonesia lebih awas dalam melindungi produk lokalnya.

"Tapi nggak mau ngaku saja kalau ternyata kami kecolongan. Ternyata Indonesia sudah lebih aware melindungi produk-produk (lokalnya)," ucap Temmy.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Kemenkop UKM Fiki Satari bilang, pemerintah berkomitmen untuk mengawal dan memastikan agar aplikasi Temu tidak dapat memasuki pasar Indonesia.

Menurutnya, apabila aplikasi tersebut sampai masuk ke Indonesia, ini akan sangat membahayakan UMKM dalam negeri.

Platform digital dari China ini dapat memfasilitasi transaksi langsung antara pabrik di China dan konsumen, yang berpotensi mematikan UMKM.

"Apalagi platform digital dari China ini bisa memfasilitasi transaksi secara langsung antara pabrik di China dengan konsumen di negara tujuan ini akan mematikan UMKM," tutur Fiki dalam keterangan resminya, Rabu, 2 Oktober.