Ukraina Selidiki Dugaan Penembakan 16 Tawanan Perang oleh Rusia
JAKARTA - Otoritas Ukraina pada Hari Selasa mengumumkan, pihaknya telah memulai penyelidikan atas dugaan penembakan 16 tawanan perang Ukraina, prajurit yang telah menyerah di garis depan wilayah timur, oleh pasukan Rusia.
"Ini adalah kasus terbesar yang dilaporkan tentang eksekusi tawanan perang Ukraina di garis depan dan indikasi lain bahwa pembunuhan dan penyiksaan tawanan perang bukanlah insiden yang terisolasi," kata Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin di X, melansir Reuters 2 Oktober.
"Ini adalah kebijakan yang disengaja dari militer dan kepemimpinan politik Rusia," lanjutnya.
Kantor Jaksa Agung Ukraina mengatakan pada aplikasi pesan Telegram, mereka sedang menyelidiki video yang dibagikan di media sosial yang menunjukkan dugaan pembunuhan tersebut.
Dalam video tersebut, rekaman drone yang buram menunjukkan sekelompok lebih dari sepuluh orang meninggalkan parit. Mereka berbaris dan kemudian jatuh setelah ditembaki oleh sosok lain yang tidak jelas.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen lokasi dan tanggal rekaman video tersebut.
Kostin mengatakan insiden itu terjadi di garis depan Pokrovsk, area yang menjadi sasaran serangan intensif Rusia.
Moskow tidak segera mengomentari tuduhan tersebut. Kremlin sebelumnya menyangkal Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Baca juga:
- Debat Calon Wakil Presiden AS: Saling Adu Argumen, Vance dan Walz Tunjukkan Kehangatan di Akhir
- PM Netanyahu Peringatkan Balasan Israel, Menlu Iran Bilang Pembelaan Diri Sesuai Piagam PBB
- 181 Rudal Hipersonik Diluncurkan ke Israel, Presiden Pezeshkian: Jangan Memulai Konflik dengan Iran
- Perdana Luncurkan Rudal Hipersonik Fattah, Garda Revolusi Iran Sebut 90 Persen Hantam Sasaran di Israel
Jaksa penuntut Ukraina sebelumnya menuduh Rusia membunuh tawanan perang. Mereka mengatakan pada Bulan September, mereka sedang menyelidiki kematian sedikitnya 73 tawanan Ukraina.
Diketahui, otoritas Kyiv mengatakan telah mendokumentasikan lebih dari 130.000 kejahatan perang yang dilakukan oleh Moskow sejak invasi skala penuhnya dimulai pada Bulan Februari 2022.