Daya Saing RI Kalah dari Singapura dan Thailand, Menperin Agus: Buat Saya Miris!
JAKARTA - International Institute for Management Development (IMD) melalui rilis World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 menempatkan daya saing RI di posisi ke-27.
Posisi daya saing Indonesia ini masih kalah dibandingkan Singapura dan Thailand.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Indonesia masih cukup tertinggal dalam peringkat daya saing berbagai negara di dunia dan perlu ditingkatkan lagi.
"Indonesia di peringkat 27, tapi yang membuat saya miris yaitu Indonesia berada di bawah Singapura dan Thailand. Jadi, ranking Singapura dan Thailand lebih baik dan bagus dari ranking Indonesia. Singapura ranking 1 di ASEAN, Thailand ranking 25 global. Jadi, mereka berdua lebih bagus daripada kami," kata Agus saat ditemui wartawan usai agenda Penguatan Industri Melalui Optimalisasi Teknologi di Ritz Carlton Jakarta, Selasa, 1 Oktober.
IMD menggunakan parameter inovasi dan teknologi sebagai bagian dari parameter yang berperan dalam kriteria pembuatan dan pemeringkatan daya saing negara-negara di dunia.
Agus menyebut, Making Indonesia 4.0 itu merupakan salah satu dari empat transformasi yang menjadi fokus pemerintah melalui Kemenperin.
Menurut Agus, transformasi menuju Indonesia 4.0 adalah transformasi menuju ekonomi hijau atau green product, transformasi penguatan hilirisasi atau penguatan nilai tambah hilirisasi.
Baca juga:
- PMI Manufaktur September 2024 Masih Kontraksi, Menperin: Perlu Dukungan Regulasi
- Industri Tekstil Masih Kontraksi hingga September 2024, Sekjen Kemenperin: Ini Sektor Sangat Sensitif
- Kemenperin Sebut Pembangunan Infrastruktur hingga IKN Kerek Kinerja Industri Semen pada September 2024
- Kemenperin Harap Perbankan Ikuti Langkah BI Turunkan Suku Bunga Kredit, Ini Tujuannya
Kemudian, transformasi yang berkaitan dengan penguatan kemampuan dalam memproduksi produk-produk halal.
"Kami ingin terus mengajak para pelaku usaha yang belum mentransformasikan dirinya menuju industri 4.0 agar melihat dana yang dikeluarkan untuk bisa bertransformasi. Jadi, ini jangan dilihat sebagai cost tapi harus dilihat sebagai investasi," imbuhnya.