Kematian 7 Remaja di Kali Bekasi Dianggap Janggal, Orang Tua Korban Tempuh Jalur Hukum
JAKARTA - Kematian 7 remaja di Kali Bekasi, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi masih menyisakan pertanyaan dari salah satu pihak keluarga korban.
Pihak keluarga menuntut agar polisi menangani kasus pengusutan atas kematian 7 remaja di Kali Bekasi secara transparan dan profesional.
Maulana, orang tua dari almarhum Vino Satriani akan menempuh jalur hukum untuk mendapatkan keadilan atas kematian putranya yang dinilai masih janggal.
"Saat ini keluarga dan kuasa hukum masih kumpulkan bukti-bukti. Kalau sudah dapat bukti-bukti akurat itu pasti ke situ (lakukan gugatan atas kematian korban Vino Satriani)," katanya saat dikonfirmasi VOI, Selasa, 1 Oktober.
Saat ini, tim kuasa hukum korban dan keluarga korban masih mengumpulkan saksi dan bukti - bukti untuk menemukan keadilan atas insiden di Kali Bekasi.
"Iya masih sedang menggali (kumpulkan bukti)," ujarnya.
Baca juga:
- 31 Pelajar di Jakarta Ditangkap Membawa Belasan Celurit dan Air Keras
- Bus Paspampres Tabrak Halte Bus Transjakarta di Petamburan, Komandan Minta Maaf
- Pasutri di RS Polri: Anak Saya Tidak Kecebur Kali Bekasi, Tapi Tertangkap di Polsek, Kok Jadi Meninggal?
- Cerita Keluarga Korban Kali Bekasi, Pamit Bareng Tetangga ke Acara Makan-makan
Bahkan menurutnya, dari awal kejadian penemuan 7 jenazah dan proses pemakaman, pihak Kepolisian di Polres Metro Bekasi Kota tidak ada yang mengunjungi rumah duka para korban.
"Sampai saat ini belum ada," ucapnya.
Tujuh jasad remaja laki-laki ditemukan mengambang secara bersamaan di aliran Kali Bekasi, Minggu pagi, 22 September.
Sejumlah jenazah yang belum diketahui identitas dan penyebab kematiannya itu kemudian dievakuasi oleh Polres Metro Bekasi Kota dan Tim SAR gabungan. Warga juga berkerumun untuk melihat adanya peristiwa penemuan banyaknya jasad itu.
"Iya ada tujuh jenazah," kata Tugimin, Ketua RT setempat kepada wartawan, Minggu, 22 September.
Penemuan tujuh mayat tersebut pertama kali diketahui oleh warga sekitar pukul 08.45 WIB.