Iran Pastikan Tewasnya Komandan Senior IRGC Akibat Serangan Israel di Lebanon Tidak akan Didiamkan
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Iran memastikan tidak akan mendiamkan tindakan kriminal Israel, kata juru bicara Nasser Kanaani pada Hari Senin, merujuk pada pembunuhan Pemimpin Hizbullah dan Wakil Komandan Grada Revolusi Iran (IRGC) dalam serangan pekan lalu.
Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan tewas dalam serangan Israel di Beirut pada Hari Jumat, di mana Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah juga tewas.
"Kami berdiri teguh dan kami akan bertindak dengan cara yang disesalkan (oleh musuh)" kata Kanaani dalam konferensi pers mingguan, seraya menambahkan Iran tidak menginginkan perang tetapi tidak takut akan hal itu, melansir Reuters 30 September.
Kanaani mengatakan, Iran terus menindaklanjuti masalah ini dengan otoritas Lebanon, mengacu pada serangan yang menewaskan Nasrallah dan Brigjen Nilforoushan.
Kemarin, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengatakan, Teheran akan membalas rezim Zionis Israel yang telah membunuh Brigjen Nilforoushan, komandan veteran sekaligus penasihat militer di Lebanon, dikutip dari Mehr.
"Tindakan keji dan pengecut ini adalah tanda lain yang jelas dari sifat teroris dan kriminal rezim Zionis dan para pendukungnya," tegasnya.
"Kejahatan mengerikan rezim agresor Zionis ini tidak akan pernah luput dari perhatian," kata Menlu Araghchi.
Baca juga:
- Kim Jong-un Desak Rekonstruksi Wilayah Korea Utara yang Terendam Banjir Dipercepat
- Sedikitnya 90 Orang Tewas Akibat Badai Helene, Banjir Besar Landa Florida hingga Virginia
- Senator Sebut Israel Gunakan Bom Buatan AS Seberat 900 Kg dalam Serangan yang Menewaskan Hassan Nasrallah
- Presiden Iran Pezeshkian: Pejuang Lebanon Tidak Boleh Dibiarkan Sendirian dalam Pertempuran Ini
"Kementerian Luar Negeri Iran akan menggunakan semua potensi politik, diplomatik, hukum, dan internasionalnya untuk mengadili para penjahat dan pendukung mereka," tambahnya.
Diketahui, serangan intensif Israel terhadap milisi Hizbullah di Lebanon dan milisi Houthi di Yaman telah memicu kekhawatiran pertempuran di Timur Tengah dapat lepas kendali dan melibatkan Iran, serta sekutu utama Israel, Amerika Serikat.