SGAR Mempawah Disebut Belum Bisa Selesaikan Masalah Penyerapan Produk Bauksit Kalbar

JAKARTA - Berdirinya Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah milik PT Aneka ambang (Antam) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) disebut belum bisa menyesaikan permasalahan penyerapan komoditas bauksit di sekitar wilayah Kalimantan Barat.

Wakil Komisi VII DPR RI dari Fraksi Golkar, Maman Abdurahman mengatakan, adnya smelter ini tidak serta merta bisa menyerap semua basuksit yang diproduksi dalam negeri. Ia merinci, total bauksit yang diproduksi dalam setahun mencapai 10 juta ton, sementara yg dapat diserap oleh SGAR Mempawah baru mencapai 2 juta ton per tahun.

"Dengan terbangunnya SGAR di Mempawah ini, ini belum bisa menyelesaikan problem menjadi tempat alokasi penjualan bauksit-bauksit yang terproduksikan yang ada di Kalimantan Barat," ujarnya saat ditemui di Mempawah yang dikutip Senin, 30 September

Untuk itu Maman meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mendorong pengusaha agar segera merealisasikan pembangunan industri pemurnian bauksit yang dapat menyerap produksi bauksit.

"Dari itu kita komisi 7 mendorong kepada kementerian ESDM, Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian untuk segera mendorong para investor-investor, pengusaha-pengusaha untuk segera merealisasikan pembangunan smelternya di Kalimantan Barat," sambung dia.

Dorongan pembangunan smelter bauksit ini, kata dia, diperlukan agar stok bauksit yang diproduksi oleh perusahaan di sekitar Kalimantan Barat dapat diserap oleh smelter yang ada.

Lebih lanjut Maman bilang, sambil menunggu pembangunan smelter bauksit oleh pengusaha bauksit yang lain, Maman menyebut Komisi VII juga meminta Kementerian ESDM mengkaji kemungkinan untuk membuka keran ekspor bauksit dengan kuota yang terbatas engan dikenakan syarat. Adapun syarat yang diwajibkan adalah komitmen membangun smelter dalam jangka waktu tertentu.

"Jadi dibatasi. Ya kalau perusahaannya seperti apa, saya pikir yang memang sudah betul-betul akan berkomitmen untuk membangun smelter," sambung dia.

Ia mencontoh pemberian izin ekspor konsentrat tembaga kepada Amman Mineral dan Freeport dengan perjanjian pendirian industri pemurnian tembaga.

"Kita harus kunci betul dengan beberapa persaratan agar para penambang-penambang serius untuk membangun smelter. Dalam rangka mendorong peningkatan nilai tambah produk komoditi itu kan," tandas Maman.