Harapan Sandiaga Uno Buka Objek Wisata Lokal saat Mudik Dilarang Terwujud

JAKARTA - Kebijakan larangan mudik lebaran kembali diberlakukan pemerintah pusat. Namun, ada kabar gembira, pemerintah mengizinkan seluruh objek wisata di seluruh nusantara dibuka. 

Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno usai bersilaturahmi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy di kantor Kemenko PMK, Jakarta.

Sandiaga Uno menyampaikan terima kasihnya kepada Kemenko PMK yang memberikan restu kepada pihaknya untuk membuka objek wisata lokal selama libur lebaran. 

Namun, kata Sandiaga, pembukaan objek wisata lokal tersebut harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Selain itu, seluruh pelaku usaha harus memenuhi protokol CHSE yakni Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) guna menekan kasus COVID-19.  

"Terima kasih Pak Menko atas undangannya dan kami baru berkoordinasi berkenaan dengan mudik. Dan kami secara tegas menyampaikan, memberikan pesan kepada masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif bahwa kami siap untuk menunggu keputusan pemerintah," kata Sandiaga. 

Sandiaga kini sedang menyiapkan sejumlah kebijakan agar para pelaku parekraf dapat tetap menangkap peluang usaha selama kebijakan tersebut diterapkan. 

"Kami menyiapkan opsi-opsi, staycation, opsi-opsi pariwisata dalam bingkai PPKM skala mikro, termasuk juga penyediaan produk-produk ekonomi kreatif untuk mengganti fisik masyarakat di kampung halaman," papar Sandiaga. 

Hal serupa disampaikan Muhadjir Effendy.  berterima kasih kepada Sandiaga Uno yang telah bersedia datang ke Kantor Kemenko PMK. Ia mengatakan bahwa meskipun mudik dilarang namun wisata tetap harus berdenyut. 

"Saya senang sekali, jadi tadi sudah ada pembicaraan yang pasti untuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah tentang peniadaan mudik, tetapi tadi wisata tetap harus terus berdenyut, tidak boleh berhenti," tutur Muhadjir Effendy. 

Terkait alasan pihaknya memberikan izin pembukaan objek wisata lokal, Muhadjir Effendy beralasan konsep skema larangan mudik lebaran yang diterapkan pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. 

Kebijakan larangan mudik tahun lalu, katanya, menerapkan skema pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sedangkan kebijakan larangan mudik lebaran tahun ini merujuk PPKM berskala mikro. Sehingga, kegiatan maupun pergerakan orang diyakinkannya masih dapat dimungkinkan dalam cakupan tertentu.

"Karena itu saya sangat mendukung Kemenparekraf yang akan tetap mendukung atau menggairahkan staycation, jadi wisata-wisata yang terbatas di daerah itu tetap dibolehkan, tidak dilarang," ujarnya. 

Muhadjir menegaskan larangan mudik punya tujuan utama adalah untuk menekan penyebaran dan penularan COVID-19. Namun, bukan untuk  membuat kegiatan ekonomi, khususnya sektor pariwisata ikut terimbas drastis. 

Terkait dengan pemberian insentif kepada para pelaku sektor parekraf nasional, Muhadjir mengatakan kebijakan tersebut merupakan langkah yang sangat penting guna memastikan sektor parekraf tetap tumbuh selama larangan mudik. 

"Karena kalau mereka terpuruk, terutama mereka-mereka yang kelas menengah kalau mereka jatuh miskin itu urusannya jadi urusan saya. Sementara bansos tahun ini tidak sebesar bansos tahun lalu, karena itu harus dilihat lebih komprehensif," katanya. 

"Karena program Kemenparekraf itu beririsan dengan tanggung jawab saya, khususnya sektor budaya. Sementara sektor budaya itu akan menjadi andalan untuk program wisata Indonesia. Karena kita memang memiliki kekayaan budaya yang tidak tertandingi di dunia," sambung Muhadjir.