Cara Guru Mengatasi Perilaku Buruk Murid, Terapkan Beberapa Hal Berikut

YOGYAKARTA - Salah satu kendala serius yang mungkin ditemui di kelas adalah cara guru mengatasi perilaku buruk murid. Masalah perilaku tidak hanya berpengaruh terhadap proses belajar mengajar dan kendali kelas, tetapi juga menghambat produktivitas kelas secara keseluruhan.

Dengan perilaku bermasalah, biasanya siswa tidak melakukan ‘hanya karena mereka ingin’. Sering kali terdapat alasan di balik perilaku mereka atau mungkin hal tersebut menjadi satu-satunya cara mereka untuk memberi tahu bahwa ada sesuatu yang salah.

Hal yang harus guru sadari, semua perilaku adalah bentuk komunikasi. Oleh sebab itu, penting bagi Anda yang berprofesi sebagai pendidik untuk memahami penyebab masalah perilaku tersebut dan memahami strategi apa yang efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari laman Education, simak langkah-langkahnya di bawah ini.

Ilustrasi murid di kelas. (Pixabay)

Cara Guru Mengatasi Perilaku Buruk Murid

Beritahu dengan jelas perilaku yang Anda harapkan

Penjelasan yang paling efektif yaitu dengan cara menunjukkan. Anda bisa menjadi role model perilaku yang Anda harapkan dari siswa. Contohnya, jika Anda ingin mereka tertib, Anda bisa memberi contoh dengan selalu mengawali kelas dengan on time.

Ketika Anda ingin mereka belajar mempertimbangkan perasaan teman sekelas, tentu sebelumnya harus mencontohkan jika Anda pun mempertimbangkan perasaan mereka serta memvalidasi perasaan apapun yang mereka rasakan.

Anda juga dapat diskusi bersama siswa di awal semester tentang perilaku apa saja yang dapat diterima dan tidak bisa diterima di kelas. Kesepakatan ini menjadi bagian dari manajemen kelas yang dapat Anda terapkan.

Pahami perilaku yang sebenarnya

Seringkali perilaku bermasalah yang diperlihatkan oleh siswa bukanlah perilaku yang sebenarnya, tetapi hanya ekspresi perasaannya. Penting sekali bagi Anda untuk dapat memahami keinginan siswa yang sebenarnya di balik perilakunya yang bermasalah.

Misalnya, siswa yang tiba-tiba berteriak-teriak di kelas, bisa jadi hal tersebut menjadi ekspresi kekesalannya karena ia tidak mendapatkan perhatian yang semestinya. Untuk hal ini, Anda bisa mengambil jeda sebentar untuk fokus pada siswa tersebut. Selanjutnya tanyakan perasaan dan keinginannya dengan tenang.

Selalu gunakan kalimat positif

Tujuan yang serupa dapat menimbulkan dampak yang berbeda saat disampaikan dalam kalimat yang berbeda. Alih-alih mengatakan kalimat, “Jangan usil dengan temanmu!”, akan lebih baik jika Anda mengatakan, “Interaksi dan main yang baik dengan temannya, ya.” Menggunakan kalimat positif dalam memberikan instruksi akan membuahkan hasil yang lebih baik bagi mental siswa.

Gunakan solusi yang kolaboratif

Alih-alih berupaya menghilangkan kebiasaan atau perilaku negatif yang terjadi di dalam kelas, sebaiknya Anda fokus menciptakan kebiasaan/perilaku positif di kelas. Identifikasi perilaku dan kebiasaan positif yang Anda inginkan dari kelas dan selanjutnya pikirkan cara untuk mengomunikasikan hal tersebut kepada seluruh siswa.

Anda dapat membuka diskusi yang melibatkan kelas, ajak siswa untuk memberikan pendapat mereka mengenai kelas yang mereka inginkan. Selanjutnya buat pengingat kesepakatan kelas yang berbentuk poster mini dan ditempelkan di dinding kelas.

Aktivitas yang mendorong keterlibatan siswa akan mengundang hasil yang lebih baik daripada mendikte apa yang harus mereka lakukan. Keterlibatan siswa dalam hal ini penting, sebab memupuk rasa memiliki mereka dan komitmen yang lebih besar untuk mengikuti kesepakatan itu sendiri.

Ruangan untuk refleksi

Jika ada, Anda boleh juga memanfaatkan ruangan. Intinya, ada ruang dan waktu khusus bagi siswa untuk menenangkan diri setelah mereka memperlihatkan perilaku yang menyulitkan. Ini semacam ‘time out’ bagi siswa sehingga mereka dapat melakukan refleksi. Selain itu, berilah pemahaman bahwa ini bukanlah hukuman.

Jika memang ada, siswa juga boleh membawa barang favoritnya untuk membantunya merasa tenang. Saat melakukan self refleksi, siswa juga belajar untuk lebih mengenali dan aware terkait perasaannya dan tindakannya.

Buat support system

Support system terbaik untuk Anda sebagai guru adalah orangtua. Menjaga komunikasi yang teratur dengan orang tua tentunya sangat penting untuk mengelola perilaku yang bermasalah dari siswa. Pertahankan orang tua siswa  dalam circle saat anak mereka bermasalah. Sehingga Anda dapat mengomunikasikan hal tersebut dan memastikan bahwa mereka menerapkan peraturan yang sama di rumah dengan yang Anda miliki di sekolah.

Nah, itulah ulasan tentang cara guru mengatasi perilaku buruk murid yang bisa diterapkan. Semoga bermanfaat! Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.