Tsetse, Jenis Lalat yang Berbahaya Penyebab Penyakit Tidur
YOGYAKARTA - Keberadaan lalat di sekitar kita seringkali dianggap sepele. Namun, dibalik ukurannya yang kecil, lalat menyimpan potensi bahaya yang besar bagi kesehatan manusia. Untuk itu penting mengetahui berbagai jenis lalat yang berbahaya.
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut mengenai jenis-jenis lalat yang paling sering menjadi penyebab berbagai penyakit menular dan dampaknya bagi kesehatan masyarakat.
Mengenal Jenis Lalat yang Berbahaya di Afrika
Kevin Fitzgerald seorang penulis sains lepas, melalui laman Entomology Today menjelaskan jika lalat dengan nama “tsetse” adalah yang jenis lalat yang paling berbahaya di dunia.
Lalat tsetse adalah momok di Afrika Tengah dan merupakan vektor penyakit nagana atau dikenal sebagai trypanosomiasis hewan Afrika (AAT), pada hewan liar dan domestik, serta penyakit tidur atau trypanosomiasis manusia Afrika (HAT).
Agen penyebab penyakit lalat tsetse adalah trypanosom yang merupakan protozoa yang hidup di dalam lalat tsetse. Menariknya, beberapa bagian negara di Afrika bahkan sampai tidak dapat dihuni karena adanya lalat tsetse karena berdampak pada manusia dan ternak.
Ada sekitar 34 spesies dan subspesies lalat tsetse, yang semuanya ada dalam satu genus, Glossina. Lalat-lalat ini menghisap darah untuk makanan jaringan otot hewan dan manusia.
Lalat ini juga mengambil patogen dari inang yang terinfeksi atau menyuntikkan patogen yang mereka bawa ke dalam inang. Seekor tsetse dapat menghisap darah sebanyak berat tubuhnya.
Lalat tsetse telah melakukan adaptasi yang sulit dipercaya. Misalnya, mereka dapat menyusui anak-anak mereka di dalam rahim, dan mereka melahirkan anak lalat yang hidup.
Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas Nyeri Lutut Pertanda Sakit Apa? Ketahui Ragam Masalah Kesehatan yang Jadi Pemicunya
Periode Hidup lalat Tsetse
Seekor tsetse betina kawin sekali seumur hidupnya, tetapi dia akan hamil sepanjang hidupnya dan berlangsung sekitar empat bulan. Kemudian lalat jantan akan memulai perkawinan ketika mereka merasakan feromon pada tubuh betina.
Perkawinan lalat tsetse sendiri berlangsung hingga dua jam, dan lalat betina memiliki dua ovarium, masing-masing menyimpan dua ovariole tempat telur berkembang. Sperma dari lalat jantan kemudian disimpan dalam struktur yang disebut spermatheca pada betina dan dijaga agar tetap hidup di sana.
Lalat betina akan menghasilkan satu telur pada satu waktu, yang masuk ke dalam rahim, dibuahi di sana, dan kemudian tumbuh menjadi belatung, yang pada akhirnya memiliki berat seperti induknya.
Menyebabkan Penyakit Tidur
Dilansir dari laman WHO, Human African trypanosomiasis (HAT), atau juga dikenal sebagai penyakit tidur, adalah penyakit parasit yang dibawa oleh gigitan lalat tsetse. Lalat tsetse sendiri biasa menjangkit di populasi pedesaan yang bergantung pada pertanian, perikanan, peternakan, atau berburu.
Pada awalnya, trypanosoma berkembang biak dalam jaringan subkutan, darah, dan limfa. Tahap ini disebut haemo-limfatik atau tahap pertama, yang melibatkan demam, sakit kepala, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri sendi, dan gatal.
Kemudian, parasit akan melewati sawar darah-otak ke sistem saraf pusat, dan menyebabkan tahap meningo-ensefalitik atau tahap kedua. Umumnya, fase ini terjadi saat tanda dan gejala HAT yang lebih jelas muncul mulai dari perubahan perilaku, kebingungan, gangguan sensorik, dan koordinasi yang buruk.
Baca juga:
Penyakit ini juga akan diikuti oleh gangguan siklus tidur (yang membuat dinamai “penyakit tidur”) adalah yang paling menonjol. Tanpa pengobatan yang tepat, HAT akan menjadi fatal meskipun kasus penyembuhan sendiri juga jarang dilaporkan.
Selain jenis lalat yang berbahaya, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!