AS dan Mitranya Bekerja Keras Hindari Perang Besar di Lebanon, Menlu Blinken: Risiko Eskalasi Sangat Serius
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pada Hari Rabu, risiko eskalasi di Timur Tengah "sangat serius" sementara Washington dan sekutunya bekerja keras untuk menghindari perang besar-besaran antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon.
"Sehubungan dengan Lebanon, kami telah bekerja keras dengan mitra untuk menghindari perang besar-besaran dan beralih ke proses diplomatik yang akan memungkinkan warga Israel dan Lebanon untuk kembali ke rumah mereka," kata Menlu Blinken di awal pertemuan dengan pejabat senior dan menteri Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di New York, Amerika Serikat, melansir Reuters 26 September.
"Risiko eskalasi di kawasan ini sangat serius. Jawaban terbaik adalah diplomasi, dan upaya terkoordinasi kami sangat penting untuk mencegah eskalasi lebih lanjut," tambahnya.
Sebelumnya, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri pada Hari Senin mengatakan, Amerika Serikat dan sekutu serta mitranya sedang menjajaki ide-ide konkret minggu ini di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB yang diadakan di New York.
Sebelumnya, Israel memperluas serangan udaranya di Lebanon pada hari Rabu dan menembak jatuh rudal yang menurut Hizbullah telah ditembakkan ke markas besar dinas mata-mata Mossad di dekat Tel Aviv, yang meningkatkan konflik antara kedua musuh bebuyutan tersebut.
Permusuhan itu terjadi bersamaan dengan perang Israel di Gaza melawan Hamas dan telah meningkat, menyebabkan jumlah korban tewas di Lebanon meningkat dan ribuan orang meninggalkan rumah mereka.
Baca juga:
- Menlu RI: Tanpa Inklusivitas, Perdamaian Tidak akan Pernah Tercapai
- Rusia Berencana Menyerang PLTN Ukraina, Presiden Zelensky: Radiasi Tidak Mengenal Batas Negara
- Menlu Retno Tegaskan Gangguan pada Sumber Air Tawar Pengaruhi Ekosistem, Ketahanan Pangan dan Kesehatan
- PM Israel Netanyahu Terbuka Terhadap Upaya Amerika Serikat untuk Menengahi Ketegangan di Lebanon
Washington juga telah berusaha selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang akan membawa kembali para sandera, tetapi keberhasilannya terbukti sulit diraih.
Para pejabat AS mengatakan kesepakatan seperti itu juga akan membantu meredakan ketegangan antara Hizbullah dan Israel.
"Kita semua harus terus menekan semua pihak untuk membuat keputusan yang diperlukan guna menyelesaikan kesepakatan ini. Ini tetap menjadi cara terbaik untuk memulangkan para sandera, memberikan bantuan kepada orang-orang, dan juga dapat membantu kita mengurangi ketegangan di bidang lain," kata Menlu Blinken.