Kominfo Ungkap Peluang Indonesia Buat Landasan Ekosistem AI dengan Keragaman Bahasa

JAKARTA - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hokky Situngkir mengatakan Indonesia memiliki peluang dalam membangun landasan ekosistem Artificial Intelligence (AI) melalui keberagaman konten yang diproduksi.

Karena menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna digital yang sangat besar. Di mana Indonesia tercatat sebagai pengguna nomor empat terbesar di YouTube, nomor tiga di WhatsApp, dan nomor dua di TikTok. 

Hokky pun menegaskan tentang bagaimana keberagaman yang ada di Tanah Air bisa menjadi peluang dalam pengembangan AI. Salah satunya adalah dengan banyaknya bahasa yang kita miliki.

“Kita memiliki 714 bahasa di seluruh nusantara, dan ini merupakan peluang besar bagi pengembangan teknologi AI, terutama dalam hal Large Language Model yang mampu mengenali dan memahami bahasa-bahasa daerah,” jelas Hokky dalam siaran resminya dikutip Rabu, 25 September. 

Kendati demikian, Dirjen Aptika Kominfo juga juga menggarisbawahi tentang pentingnya mempertimbangkan aspek keamanan penggunaan AI, khususnya mengenai perlindungan data pribadi.

“AI bersifat ofensif dalam hal membuka peluang, tetapi kita juga harus siap menghadapi risiko yang muncul dengan menjaga data kita,” lanjutnya.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari pengembangan ekosistem digital yang berkelanjutan, Kementerian Kominfo telah mengeluarkan sejumlah regulasi, seperti UU ITE dan UU PDP, serta panduan etika untuk pengembangan AI.

"Dengan keragaman konten digital kita untuk AI masa depan sekaligus memperkokoh digital safety, digital security, information security dalam kehidupan kita bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan berkemanusiaan,” tandas Hokky.