Fufufafa Sluman-slumun tapi Ora (tidak) Slamet

JAKARTA – Akun Fufufafa menjadi sorotan publik dan terus dibahas selama hampir dua pekan, hingga viral di media sosial X. Meski bukti-bukti terkait pemilik akun ini mulai terkuak, pihak kepolisian siber maupun Gibran Rakabuming Raka belum memberikan pernyataan. Sementara itu, ada upaya dari oknum tertentu untuk menghapus ribuan cuitan dari akun Fufufafa.

Dalam tradisi Jawa, ada pepatah kuno "Sluman-slumun Slamet" yang sering diartikan sebagai keberhasilan seseorang meraih tujuan secara diam-diam, tanpa diketahui orang lain. Meski tindakannya tak terlihat, ia tetap mencapai tujuannya dengan selamat. Ungkapan ini berasal dari frasa Arab "Salamun ‘Ala Mursalin" yang berarti permohonan keselamatan bagi para Rasul dan Nabi. Kata "Slamet" sendiri berasal dari bahasa Arab "Salaam", yang berarti selamat atau aman.

Makna dari pepatah ini sebenarnya sangat dalam. Ia menggambarkan usaha seseorang untuk mencapai keselamatan dan keberhasilan melalui doa dan tindakan yang tidak perlu diumumkan secara terbuka. Biasanya, pepatah ini diucapkan masyarakat ketika akan melakukan perjalanan atau bekerja, dengan harapan apa yang dilakukan meski diam-diam tetap demi kebaikan. Namun, tindakan tersebut seharusnya tidak untuk tujuan yang buruk, seperti menipu masyarakat, sebagaimana yang kini dikaitkan dengan akun Fufufafa.

Karena upaya yang dilakukan oleh akun ini lebih terlihat sebagai usaha untuk menyembunyikan jejak dan menghilangkan bukti, banyak netizen menyebut tindakannya sebagai "Sluman-sluman ora Slamet". Artinya, meski ada usaha diam-diam untuk menutupi jejak, akhirnya tetap terbongkar dan gagal, tak selamat dari perhatian publik.

Fufufafa Cetar Membahana

Istilah "cetar membahana" sempat populer pada tahun 2012-2013, ketika sering digunakan oleh penyanyi Syahrini di media sosial dan acara televisi. Frasa ini kemudian menjadi bagian dari bahasa gaul yang digunakan banyak orang, terutama kalangan anak muda. Selain itu, Syahrini juga menciptakan istilah seperti "sesuatu banget" dan "manja lemes", yang ikut menjadi tren.

Pakar telematika Roy Suryo menilai kreativitas dan keunikan Syahrini membuatnya digemari oleh banyak orang, termasuk pemilik akun anonim Fufufafa. Menurut Roy, pemilik akun ini 99,9 persen adalah Gibran Rakabuming Raka (GRR).

"Contoh postingan Fufufafa yang tidak pantas terkait Syahrini bisa dilihat pada tangkapan layar dari Kaskus pada Senin, 15 September 2014, pukul 10.14, yang berbunyi 'Pengin ssnya Syahrini'," jelas Roy kepada VOI, Selasa, 24 September.

Roy juga menambahkan bahwa ketertarikan Gibran terhadap Syahrini sudah terlihat sejak lama. Dalam wawancara bersama kumparan tujuh tahun lalu, Gibran secara tidak sadar menyebut nama Syahrini ketika membicarakan pembelian sepatu diskon oleh adiknya, Kaesang Pangarep, di Grand Indonesia. Momen ini terekam dalam video berjudul "Sehari bersama Anak Presiden" yang dapat diakses di YouTube. Pada menit pertama, detik ke-14, Gibran menyebut "Preloved Syahrini" padahal tidak ada kaitannya dengan artis atau musik, melainkan sepatu diskon.

Roy juga menjelaskan bahwa bukti-bukti lain menguatkan dugaan ini. Aplikasi seperti TrueCaller, CallerId, dan GetContact menunjukkan bahwa nomor telepon yang diketahui milik Gibran (+6289750xxx33) terhubung dengan nama-nama seperti GRR, Chilli-Pari, dan "Cust Syahrini Kutai". Meskipun tidak jelas apakah nama tersebut merujuk pada Syahrini asli atau hanya kebetulan, fakta ini tetap menunjukkan adanya keterkaitan dengan nama Syahrini.

Temuan ilmiah ini diperkuat oleh pendapat para netizen dan ahli siber, seperti M. Salahuddin Manggalanny alias Didien, yang menyatakan bahwa akun Fufufafa, Chilli_Pari, dan GRR memiliki e-mail serta nomor telepon yang sama. Dalam tayangan YouTube di kanal SA berjudul "Fufufafa Serangan Lawan Politik atau Publik yang Muak", Didien secara tegas menyebut bahwa GRR adalah pemilik akun Fufufafa. Bukti ini semakin kuat ketika akun Twitter resmi Gibran sempat membagikan tangkapan layar dari akun Fufufafa sebelum akhirnya dihapus.