AS Tambah Pasukannya di Timur Tengah: Lindungi Personel dan Cegah Aktor Regional Perluas Konflik?

JAKARTA - Departemen Pertahanan (Pentagon) Amerika Serikat pada Hari Senin mengatakan, negara itu telah mengirim sejumlah kecil pasukan tambahan ke Timur Tengah, saat ketegangan Israel-Hizbullah meningkat.

Pentagon tidak menyebutkan secara jelas jumlah pasukan tambahan yang dikirim serta misi yang diembang.

"Demi kehati-hatian, kami mengirim sejumlah kecil personel militer AS tambahan untuk menambah pasukan kami yang sudah ada di wilayah tersebut," kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder, melansir Reuters 24 September.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah berupaya untuk menahan konflik di Jalur gaza, Palestina dan berulang kali menyerukan agar krisis perbatasan Israel-Lebanon diselesaikan melalui diplomasi.

Seruan untuk diplomasi itu telah ditegaskan oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, dalam panggilan telepon harian dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

Dalam panggilan telepon mereka pada Hari Minggu, Kepala Pentagon memperingatkan agar tidak ada aktor luar yang boleh campur tangan dalam konflik tersebut.

"Menteri menegaskan Amerika Serikat tetap bersikap untuk melindungi pasukan dan personel AS, bertekad untuk mencegah aktor regional mana pun mengeksploitasi situasi atau memperluas konflik," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.

Kemampuan AS tersebut meliputi kelompok penyerang kapal induk Abraham Lincoln, pesawat tempur, dan pertahanan udara.

"Kami memiliki lebih banyak kemampuan di kawasan tersebut saat ini daripada yang kami miliki pada tanggal 14 April ketika Iran melancarkan serangan pesawat nirawak dan rudal terhadap Israel," kata Mayjen Ryder.

"Jadi, semua kekuatan tersebut jika digabungkan memberi kami pilihan untuk dapat melindungi pasukan kami jika mereka diserang," tambahnya.

Mayjen Ryder merujuk pada serangan Iran dengan lebih dari 300 rudal dan pesawat nirawak, yang menyebabkan kerusakan kecil di dalam Israel berkat intersepsi pertahanan udara dari Amerika Serikat, Inggris dan sekutu lainnya di kawasan tersebut.

Diketahui, hampir setahun berperang dengan Hamas di Jalur Gaza, Israel mengalihkan fokusnya ke perbatasan utara, tempat Hizbullah telah menembakkan roket ke Israel untuk mendukung sekutunya, Hamas.

Kemarin, Israel melancarkan serangan terhadap posisi Hizbullah di selatan Lebanon, lembah Bekaa timur, dan wilayah utara dekat Suriah dalam serangan yang paling luas. Sedikitnya 492 orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi akibat serangan tersebut.

Malam harinya, Israel melancarkan serangan ke pinggiran selatan ibu kota Lebanon untuk menargetkan pemimpin senior Hizbullah Ali Karaki, kata seorang sumber keamanan kepada Reuters.

Terpisah, para ahli mempertanyakan apakah Iran akan tetap berada di pinggir lapangan jika keberadaan Hizbullah Lebanon terancam dan mengatakan pasukan AS juga dapat menjadi sasaran di seluruh Timur Tengah, jika perang regional meletus.