Biden Ajukan Proposal Setop Komponen dan Perangkat Lunak China pada Kendaraan Terhubung di AS
JAKARTA - Jelang masa berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joe Biden, Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) mengusulkan pelarangan komponen dan perangkat lunak (piranti lunak) penting buatan China pada kendaraan terhubung di jalanan AS. Langkah ini diambil karena kekhawatiran keamanan nasional, dan secara efektif akan menghentikan masuknya mobil dan truk China ke pasar AS.
Regulasi yang direncanakan ini, sebagaimana dilaporkan Reuters, 24 September, juga akan memaksa produsen mobil Amerika dan lainnya di masa depan menghapus komponen dan piranti lunak China dari kendaraan mereka di Amerika Serikat.
Presiden Joe Biden telah menyuarakan kekhawatiran tentang pengumpulan data pengemudi dan infrastruktur AS oleh kendaraan China yang terhubung, serta potensi manipulasi asing terhadap kendaraan yang terhubung ke internet dan sistem navigasi. Bahkan pada bulan Februari, Gedung Putih telah memerintahkan penyelidikan terkait hal ini.
Adapun usulan pelarangan ini akan mencegah produsen mobil China untuk melakukan pengujian mobil self-driving (swakemudi) di jalanan AS. Larangan ini juga berlaku untuk piranti lunak dan komponen kendaraan yang diproduksi oleh Rusia dan dapat diperluas ke negara lain yang dianggap sebagai lawan AS.
Proposal tersebut akan mulai diterapkan pada piranti lunak kendaraan mulai model tahun 2027. Sementara larangan komponen akan berlaku pada model tahun 2030 atau Januari 2029.
Departemen Perdagangan memberi waktu 30 hari kepada publik untuk memberikan komentar atas proposal tersebut dan berharap dapat menyelesaikannya pada 20 Januari. Aturan ini akan mencakup semua kendaraan di jalan raya, tetapi tidak termasuk kendaraan pertanian atau pertambangan yang tidak digunakan di jalan umum, serta drone dan kereta api.
Langkah ini merupakan peningkatan signifikan dalam pembatasan AS terhadap kendaraan, piranti lunak, dan komponen China. Bulan ini, pemerintah Biden menetapkan kenaikan tarif yang tinggi pada impor China, termasuk bea masuk 100 persen untuk kendaraan listrik dan kenaikan bea untuk baterai kendaraan listrik serta mineral penting lainnya.
"Ketika pihak asing membangun piranti lunak untuk membuat kendaraan, itu berarti piranti lunak tersebut dapat digunakan untuk pengawasan, dapat dikendalikan dari jarak jauh, yang mengancam privasi dan keselamatan orang Amerika di jalan raya," kata Menteri Perdagangan Gina Raimondo.
"Dalam situasi ekstrem, musuh asing dapat mematikan atau mengambil kendali atas semua kendaraan mereka yang beroperasi di Amerika Serikat sekaligus, menyebabkan kecelakaan, dan memblokir jalan," tambahnya.
Baca juga:
Saat ini hanya sedikit mobil atau truk ringan buatan China yang diimpor ke AS. Raimondo mengatakan departemen tersebut bertindak "sebelum pemasok, produsen mobil, dan komponen mobil yang terkait dengan China atau Rusia menjadi umum dan tersebar luas .
Hampir semua mobil dan truk baru dianggap "terhubung" dengan perangkat keras jaringan internal untuk akses internet, memungkinkan berbagi data dengan perangkat di dalam dan di luar kendaraan.
Departemen Perdagangan mengatakan aturan tersebut akan berdampak pada larangan semua kendaraan yang diproduksi di China tetapi akan mengizinkan produsen mobil China untuk mencari "otorisasi khusus" untuk mendapatkan pengecualian.
"Kami mengantisipasi pada saat ini bahwa semua kendaraan yang diproduksi di China dan dijual di AS akan dilarang," kata Liz Cannon, yang mengepalai kantor teknologi informasi dan komunikasi Departemen Perdagangan.
Dia menambahkan peraturan tersebut akan memaksa General Motors (GM) dan Ford Motor (F.N) untuk berhenti menjual kendaraan yang diimpor dari China di AS.
Amerika Serikat memiliki banyak bukti bahwa China telah menempatkan malware di infrastruktur penting Amerika, kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam pengarahan tersebut.
"Dengan potensi jutaan kendaraan di jalan, masing-masing dengan masa pakai 10 hingga 15 tahun, risiko gangguan dan sabotase meningkat secara dramatis," kata Sullivan.
Sementara, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan China mendesak Washington untuk menghormati prinsip-prinsip pasar dan menyediakan perusahaan China dengan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, transparan, dan tidak diskriminatif. China akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingan yang sah.