Konflik Dualisme Kadin Bikin Investor Luar Negeri Ogah Masuk ke Indonesia

JAKARTA - Ekonom Senior sekaligus Dosen Falkutas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, konflik yang terjadi di tubuh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia perlu diselesaikan segera dan secara kekeluargaan.

“Kadin ini memang perlu ada penyelesaian secara kekeluarganya. Karena kan mereka ini kan sebenarnya juga satu rumah ya. Kadin ini kan bukan perusahaan, mereka kan juga organisasi yang non-profit,” ucapnya saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Kamis, 19 September.

“Sekarang sudah ada ketua Kadin terpilih. Konflik-konflik yang menyertainya seharusnya sudah sangat layak untuk diselesaikan dengan segera,” sambungnya.

Menurut Fithra, jika konflik dualisme kepemimpinan di Kadin Indonesia ini tidak segera diselesaikan akan berdampak kepada iklim investasi di Indonesia.

“Kalau ini tentunya berlarut-larut, dualisme dan juga bahkan pertengkaran. Tidak hanya pertengkaran verbal tapi juga sampai pertengkaran fisik. Ini pasti akan sangat mengganggu iklim usaha di Indonesia,” ucapnya.

Fithra bilang jariangan Kadin Indonesia di luar negeri sangat luas, seperti Jepang, Inggris hingga Amerika Serikat (AS).

Karena itu, konflik internal ini harus segera diselesaikan agar tidak menimbulkan keraguan untuk investor masuk ke Indonesia.

“Kalau misalnya dualisme berlarut-larut ya tentu mereka juga akan enggan untuk masuk ke Indonesia. Karena partner bisnis mereka kan secara formal adalah Kadin,” katanya.

“Karena kalau Kadin itu nggak jelas, ya maka mereka akan melihat bahwa ini bagaimana secara formalnya dan akhirnya akan men-discourage mereka juga untuk masuk,” sambungnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait dualisme dan kisruh kepemimpinan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia antara ketua umum Kadin periode 2021-2026 Arsjad Rasjid dengan ketua umum Kadin hasil musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Anindya Bakrie.

Dia menegaskan, dualisme Kadin merupakan masalah internal organisasi tersebut.

Presiden membuka diri untuk bertemu Arsjad maupun Anindya, tetapi tidak ingin bola panas ke dirinya.

“Siapapun bertemu dengan saya. Saya terbuka enggak ada masalah. Tetapi sekali lagi selesaikan masalah Kadin ini di internal Kadin. Jangan menyorong bola panasnya ke presiden, itu saja,” tegas Jokowi kepada wartawan seusai meresmikan kawasan Indonesia Islamic Financial Center di Menara Danareksa Jakarta Pusat, Selasa 17 September.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengatakan Kadin bukan organisasi politik, tetapi organisasi pengusaha.

“Sehingga saya minta diselesaikan secara baik-baik di internal Kadin. Jangan nanti bola panasnya disorong ke saya,” ujarnya.