Ketersediaan Perangkat Jadi Kendala Utama Penetrasi Internet di Wilayah 3T

JAKARTA - Laporan "Penetrasi Pengguna Internet di Daerah Tertinggal dan profil pasar ISP di Indonesia" dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama dengan BAKTI Kominfo menunjukkan sebagian besar masyarakat di wilayah 3T memanfaatkan internet untuk mengakses media sosial (47,6 persen).

Selain itu, internet juga digunakan untuk mengakses informasi dan berita (13,6 persen), mengakses konten hiburan (12,5 persen), mengakses layanan publik (8,7 persen), bekerja atau belajar secara online (7,5 persen), dan melakukan transaksi online (5,3 persen).

Temuan ini menunjukkan bahwa internet telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat di wilayah 3T, membantu mereka mendapatkan akses ke pendidikan, pekerjaan, dan layanan publik.

Untuk perangkat yang digunakan untuk mengakses internet, laporan yang dikumpulkan dalam periode Juli-September ini menunjukkan kalau handphone/tablet jadi perangkat yang paling banyak digunakan (89,3 persen), sedangkan computer/laptop hanya satu persen.

Tapi di sisi lain, laporan ini juga mengungkapkan di mana masih ada 17,4 persen masyarakat di wilayah 3T yang masih belum terkoneksi internet. Adapun alasan utama mereka tidak menggunakan internet adalah karena 30,2 persen dari mereka tidak memiliki perangkat yang terhubung ke internet.

Selain itu, sebanyak 26,4 persen response mengaku bahwa di wilayahnya tidak memiliki sambungan internet, sedangkan 21,1 persen masyarakat tidak tahu bagaimana cara menggunakan perangkat yang dapat terkoneksi dengan internet.

Harga kuota yang terlalu mahal juga menjadi alasan 14,8 persen masyarakat di wilayah 3T tidak menggunakan internet, dan 5,7 persen dari mereka merasa tidak aman untuk menggunakan internet.