Temui Jokowi di Istana, Muhammadiyah Terima Kasih Programnya Selama 10 Tahun Didukung
JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hampir selama 10 tahun bekerja sama dan mendukung program-program Muhammadiyah mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, hingga sosial.
"Ketika dulu awal Pak Presiden menjabat tahun 2014, kami juga bersilaturahim dan pada akhir periode di tahun ke-10 ini juga kami silaturahim untuk menyampaikan penghargaan, penghormatan, dan terima kasih PP Muhammadiyah kepada Presiden Joko Widodo," ucap Haedar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, usai bertemu Presiden Jokowi, Selasa 17 September, disitat Antara.
Ia melanjutkan, "yang bersama kabinet dan jajaran pemerintahan dalam dua periode ini bekerja sama, saling mendukung untuk program-program Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan berbagai program lain yang Alhamdulillah berjalan dengan baik".
Menurut Haedar, program-program kerja sama antara Muhammadiyah dengan pemerintah berjalan sangat baik, bahkan menjangkau kawasan daerah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T).
"Program-program kerja sama Muhammadiyah dengan pemerintah itu cukup positif sampai ke kawasan-kawasan terjauh, terdepan, dan tertinggal di Papua, NTT, dan seterusnya," ujar Haedar.
Baca juga:
- Pramono-Rano Bakal Sowan ke Jokowi saat Tak Lagi Jabat Presiden
- Cak Lontong: Mas Pramono Ini Tahu Jakarta, Kalau Bang Doel Ini Jakarta Tahu
- Rudal Yaman Picu Sirine Serangan Udara di Israel Tengah, Warga Kocar-kacir
- KIM Plus Kompak Usulkan 3 Nama Pj Gubernur DKI Pengganti Heru Budi, PDIP: Publik akan Menilai
Muhammadiyah, lanjut dia, juga mengapresiasi proyek-proyek infrastruktur yang telah dibangun selama pemerintahan Presiden Jokowi, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Kami juga mengapresiasi program-program infrastruktur dan berbagai program yang dikembangkan selama ini, termasuk IKN," katanya.
Dalam pertemuan dengan Presiden, sebut Haedar, Muhammadiyah juga berdiskusi soal pengembangan sumber daya manusia (SDM) ke depan dan juga penguasaan saintifik yang tinggi dan berdaya saing.
"Kita tahu bahwa human development indeks kita, daya saing bangsa kita, dan juga IQ bangsa Indonesia masih tertinggal dan ini tugas bersama, bukan hanya pemerintah, tetapi juga kekuatan-kekuatan masyarakat, termasuk Muhammadiyah untuk mengagendakan langkah-langkah strategis ke depan untuk bidang sumber daya manusia," tutur Haedar.