Kremlin Tidak Setuju dengan Pernyataan Presiden Erdogan Soal Pengembalian Krimea ke Ukraina
JAKARTA - Rusia sama sekali tidak setuju dengan pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, terkait pengembalian kendali Krimea ke Ukraina, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Hari Jumat.
Presiden Erdogan mengatakan minggu ini, dukungan Turki terhadap integritas teritorial, kedaulatan, dan kemerdekaan Ukraina tidak tergoyahkan, dengan pengembalian Krimea yang direbut Rusia dari Ukraina dan dianeksasi pada tahun 2014 merupakan persyaratan hukum internasional.
Ketika ditanya tentang pernyataan Presiden Erdogan, Peskov mengatakan topik Krimea "termasuk dalam kategori perselisihan antara kami dan teman-teman Turki kami.
"Di sini kami memiliki pendapat yang sangat berbeda. Pada saat yang sama, kami tidak mengabaikan upaya yang disengaja untuk menjelaskan kepada teman-teman dan kolega Turki kami tentang sudut pandang dan posisi kami," ujarnya, melansir Reuters 13 September.
Lebih jauh Peskov mengatakan, Presiden Erdogan mendapat tekanan dari Amerika Serikat atas hubungan ekonominya yang erat dengan Moskow.
"Mengenai upaya Turki untuk mengurangi tekanan AS, AS memang memberikan tekanan yang tidak ditutup-tutupi kepada Republik Turki, tidak menghindar dari intimidasi, dengan konsekuensi bagi ekonomi Turki," jelas Peskov.
Sebelumnya, Kremlin mengatakan minggu ini, Presiden Vladimir Putin mungkin akan mengunjungi Turki untuk berunding dengan Presiden Erdogan setelah persiapan selesai.
Baca juga:
- Jadi Orang Indonesia Pertama yang Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB, Menlu Retno Dapat Sejumlah Mandat
- Selamat, Sekjen PBB Angkat Menlu Retno Marsudi Sebagai Utusan Khusus
- Trump akan Hapus Semua Pajak Upah Lembur Jika Menangi Pilpres AS
- Hamas Tolak Tawaran Jalan Keluar Bagi Yahya Sinwar dari Gaza dengan Imbalan Pembebasan Sandera
Diketahui, Turki yang merupakan anggota NATO, telah memainkan peran penting sebagai perantara bagi Rusia dan Ukraina selama konflik mereka yang telah berlangsung selama 2,5 tahun, termasuk mengatur kesepakatan ekspor gandum Ukraina.
Presiden Erdogan mengatakan kepada Presiden Putin pada pertemuan puncak di Kazakhstan pada Bulan Juli, Ankara dapat membantu mengakhiri konflik, tetapi Kremlin belum menanggapi tawaran pemimpin Turki tersebut.