Google Bermitra dengan Holocene dalam Kurangi Emisi Karbon
JAKARTA – Google resmi bekerja sama dengan Holocene, penyedia teknologi Penangkapan Udara Langsung (DAC), pada 10 September. Melalui kerja sama ini, Google akan membeli kredit karbon dengan harga terendah.
Perusahaan teknologi besar itu membeli kredit karbon sebesar 100 dolar AS (Rp1,5 juta) per ton, harga paling rendah yang pernah tercatat untuk teknologi tersebut menurut Google. Teknologi DAC yang telah dibeli akan dikirimkan pada awal tahun 2030-an.
Google mengatakan bahwa DAC merupakan teknologi yang menjanjikan karena menggunakan proses kimia dalam mengekstraksi karbon dioksida dari udara, lalu disimpan secara permanen dalam tanah. Cara ini dinilai mampu menghilangkan miliaran ton karbon setiap tahun.
Oleh karena itu, bermitra dengan Holocene dianggap sebagai tonggak sejarah yang penting dalam memajukan kelayakan DAC, khususnya dengan mencapai harga termurah. Teknologi dapat digunakan sebagai alat melawan perubahan iklim.
"Meskipun teknologinya terus meningkat, harganya tetap ratusan dolar per ton karbon dioksida yang dihilangkan. Agar lebih banyak perusahaan dan pemerintah berinvestasi dalam proyek DAC, biaya (teknologi ini) harus turun drastis," kata Google.
Baca juga:
Saat ini, teknologi Holocene masih dalam tahap awal pengembangan. Namun, Google sudah berinvestasi sejak awal karena yakin bahwa teknologi DAC yang Holocene kembangkan dapat menurunkan biaya secara signifikan seiring berjalannya waktu.
"Proyek Holocene memenuhi syarat untuk kredit pajak 45Q pemerintah AS di samping pembayaran Google, yang memberi insentif investasi di DAC dengan menyediakan pemasok $180 (Rp2,7 juta) per ton karbon yang dihilangkan," ungkap Google.
Holocene ditargetkan menangkap dan menyimpan 100 ribu ton karbon dioksida pada awal tahun 2030-an. Jumlah karbon ini setara dengan 20 ribu kendaraan bertenaga gas yang dikendarai dalam satu tahun.