iPhone 16 Apple Menghadapi Tantangan Keterlambatan AI dan Persaingan Huawei yang Semakin Sengit

JAKARTA - iPhone 16 dari Apple  gagal menarik minat investor karena fitur AI yang diharapkan  sejak lama masih dalam mode pengujian, sementara ponsel tri-fold pertama di industri dari Huawei sudah muncul dan meningkatkan persaingan dalam upaya menguasai pasar smartphone global.

Saham Apple turun 1,7% pada Selasa, 10 September, sehari setelah raksasa teknologi AS meluncurkan iPhone baru yang memiliki integrasi level hardware untuk aplikasi berbasis kecerdasan buatan namun dengan perubahan terbatas pada desain eksternal.

Telepon tersebut akan menggunakan fitur AI—disebut Apple Intelligence—untuk meningkatkan asisten suara mereka, Siri, serta meningkatkan kamera. Fitur-fitur ini akan tersedia pada iPhone di AS dalam versi beta bulan depan, yang berpotensi membuat orang enggan untuk segera upgrade ke iPhone 16.

“Dengan banyak kata seperti 'tahun ini nanti' dan 'awal tahun depan', pesan inti Apple untuk iPhone 16 adalah: Tahun depan akan lebih baik,” kata analis Needham, Laura Martin, dalam sebuah catatan.

Apple tidak menyebutkan kapan mereka akan melanjutkan ke luar fase pengujian, juga tidak mengumumkan mitra di China untuk membantu ambisi AI-nya. Ketiadaan fitur AI dalam iPhone baru menuai kecaman di China, di mana pemerintah mewajibkan chatbot berbasis generative AI untuk diuji terlebih dahulu sebelum dirilis ke publik.

Hashtag “iPhone 16 versi China belum mendukung AI” menarik 11,33 juta tampilan dan lebih dari 1.500 komentar di Weibo.

“Apa gunanya membelinya jika Anda tidak bisa menggunakan AI?” tulis salah satu pengguna Weibo. Pengguna lain berkomentar, “Tanpa AI sebagai poin penjualan terbesar, seharusnya harganya setengahnya.”

Apple tidak menaikkan harga untuk iPhone baru, yang menurut analis Wall Street merupakan strategi yang baik karena konsumen tidak bersedia mengeluarkan banyak uang untuk barang mahal. Huawei, yang memperkenalkan smartphone Mate XT-nya beberapa jam setelah acara Apple, telah menetapkan harga perangkat tri-fold tersebut sebesar  2.800 dolar AS (Rp43,2 juta).

"Produksi yang terbatas dan harga yang tinggi berarti ponsel baru (Huawei) kemungkinan tidak akan memiliki dampak besar dalam hal pengiriman," kata Will Wong, peneliti senior di konsultan IDC. "Tetapi ini menunjukkan kepada konsumen bahwa mereka masih menjadi pemimpin teknologi dan potensi tantangan yang mereka bawa ke Apple mungkin jauh melampaui sekadar pangsa pasar."

KEMBALI KE PASAR

Mate XT telah menerima lebih dari 4 juta pre-order, tanpa perlu deposit, menurut situs web perusahaan. Ponsel ini dilengkapi dengan asisten AI yang memiliki fungsi ringkasan teks, terjemahan, dan pengeditan, serta fungsi pengeditan gambar yang didukung AI seperti memotong bagian foto yang tidak diinginkan.

Rangkaian peluncuran smartphone Huawei yang sukses dalam beberapa bulan terakhir menegaskan kemampuan perusahaan untuk mengatasi sanksi AS dan memperkuat posisinya melawan Apple di China. Sebaliknya, penjualan Apple di negara tersebut melambat setelah mengalami pertumbuhan yang kuat selama bertahun-tahun, dan peringkatnya di ekonomi terbesar kedua dunia sekarang turun dari ketiga menjadi keenam.

Pengiriman iPhone di China turun 6,7% pada kuartal kedua 2024, menurut data dari Canalys. Huawei melakukan comeback ke segmen smartphone high-end tahun lalu dengan merilis perangkat yang didukung oleh chip buatan domestik, menantang sanksi AS yang telah memutus aksesnya ke rantai pasokan chipset global. Peluncuran Mate 60 Pro mengejutkan para analis dan pejabat AS.

Baik Mate XT maupun iPhone 16 akan tersedia pada 20 September, namun persaingan antara kedua raksasa teknologi ini diperkirakan akan semakin meningkat, dengan Huawei mendorong batasan dalam desain dan AI.