721 Anak Korban Malpraktik di RS London, Diamputasi hingga Alami Kaki Panjang Sebelah
JAKARTA - Sebanyak 721 anak alami dugaan malpraktik di Rumah Sakit (RS) Great Ormond Street. Para korban menderita penyakit serius setelah ditangani ahli bedah dari RS yang terletak di London utara, Inggris tersebut.
Mengutip Metro.co.uk, Senin 9 September, temuan ratusan anak korban malpraktik ini berdasarkan penyelidikan The Sunday Times yang menyebutkan, adanya ketidakseusaian penanganan seorang konsultan ahli bedah ortopedi yang telah bekerja selama bertahun-tahun di RS tersebut.
Menurut surat kabar itu, sedikitnya 22 pasien anak mengalami cedera serius.
Dari jumlah korban, seorang anak terpaksa harus diamputasi kakinya. Lainnya telah dijadwalkan segera dilakukan tindakan amputasi terhadp salah satu bagian anggota tubuhnya.
Pasien anak lain ada yang mengalami panjang kakinya berbeda antara kiri dan kanan, bahkan ada yang sampai 20 cm.
Korban termuda diduga baru berusia empat bulan saat dioperasi.
Dari 37 kasus yang ditinjau pejabat RS Great Ormond Street, sejauh ini 13 anak mengalami dampak serius, yang berarti
alami dampak malpraktik seumur hidup.
Baca juga:
Seorang ayah mengatakan bahwa putranya menjalani prosedur pelurusan dan pemanjangan kaki yang dilakukan oleh dokter bedah di 'layanan rekonstruksi tungkai bawah' RS Great Ormond Street pada tahun 2021.
Operasi pemanjangan kaki sang anak dilakukan dengan bius total, kemudian tulang kakinya dipatahkan melalui pembedahan, lantas pen atau sekrup logam dimasukkan.
Rangka logam, seperti Ilizarov, dipasang pada sekrup di tulang. Nantinya 'memecah' tulang yang patah selama beberapa bulan. Hal ini menciptakan celah yang terus membesar di antara ujung-ujung tulang yang dipotong, yang sembuh untuk membentuk tulang baru, sehingga kaki menjadi lebih panjang.
"Setelah beberapa hari, rangka tersebut menjadi longgar dan anak saya sangat kesakitan," kata sang ayah kepada The Sunday Times.
"Anda bisa merasakan tulang di kakinya, yang terasa tidak pada tempatnya seperti tidak sejajar dan menonjol ke arah yang salah," sambungnya.
Sang ayah mengatakan telah mengajukan pengaduan resmi atas apa yang dihadapi anaknya, namun pihak RS sama sekali tidak memberikan tanggapan.