Thierry Henry: Media Sosial Bukan Tempat Aman, Ada Pelecehan
JAKARTA - Thierry Henry meyakini media sosial bukan lagi tempat yang aman bagi para pemain sepak bola, yang kerap dilecehkan melalui komentar di akunnya.
Mantan striker Barcelona itu semakin frustrasi dengan pelecehan rasial dan intimidasi di media sosial dan baru-baru ini memutuskan untuk menonaktifkan semua akun sosialnya.
"Baru-baru ini telah datang cukup banyak, pemain dilecehkan," kata Henry kepada Good Morning Britain.
"Saya hanya berpikir itu bukan tempat yang aman saat ini.
"Orang-orang mengalami pelecehan rasial tetapi, ketika Anda melihat pernyataan itu, saya juga berbicara tentang intimidasi dan pelecehan yang dapat menyebabkan masalah mental.
"Orang bunuh diri karena itu. Sangat sulit untuk membasmi semuanya, tapi bisakah lebih aman?
Baca juga:
- Punya Posisi Penting di 66 Perusahaan, Kekayaan Gary Neville Mencapai Rp1,38 Triliun
- Cetak Gol dan Tunjukan Simbol Antikudeta Militer Myanmar, Pesepak Bola Ini Dikenai Larangan Bermain
- Punya Kekayaan Bersih Rp192 Triliun, Abramovich Gelontorkan Rp6,7 Triliun untuk Beli Properti di Seluruh Dunia
- Momen Emmanuel Eboue Sok Paham Bahasa Korea di Piala Dunia 2010 Kocak, Masih Ingat?
"Kita semua tahu bahwa itu adalah alat yang hebat tapi banyak orang yang menggunakannya sebagai senjata. Kenapa? Karena mereka bisa bersembunyi di balik akun palsu.
"Saya tahu bahwa sebagian kecil dunia menggunakannya sebagai senjata. Bisakah lebih aman? Hanya itu yang saya minta. Saya akan kembali ke sana, jika sudah aman."
Henry mengumumkan untuk mundur dari media sosial pada Jumat lalu, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mengaktifkan kembali akunnya jika platform tersebut mengambil tindakan terhadap cyberbullying.
"Hai teman-teman, mulai besok pagi saya akan menghapus diri saya dari media sosial sampai orang yang berkuasa dapat mengatur platform mereka dengan kekuatan dan keganasan yang sama seperti yang mereka lakukan saat ini ketika Anda melanggar hak cipta," tulis Henry di Instagram.
"Banyaknya rasisme, penindasan, dan penyiksaan mental yang diakibatkan oleh individu terlalu beracun untuk diabaikan.
"Harus ada akuntabilitas. Terlalu mudah untuk membuat akun, menggunakannya untuk menindas dan melecehkan tanpa konsekuensi apa pun dan tetap anonim.
"Sampai ini berubah, saya akan menonaktifkan akun saya di semua platform sosial. Saya berharap ini segera terjadi."